Kamis, 27 Agustus 2009

SMK Wiworotomo Adakan Workshop Sehari KTSP 2009 Awali Penyusunan Kurikulum Spektrum Baru

PURWOKERTO- Untuk peningkatan kualitas siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), SMK Wiworotomo Purwokerto mengadakan workshop sehari untuk menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Aula sekolah,Kamis (20/8).
Workshop tersebut menghadirkan lima pembicara yang berkompeten dibidangnya masing-masing.Mereka adalah kepala dinas pendidikan Kabupaten Banyumas, kepala seksi
kurikulum dinas pendidikan, para pengusaha dari dunia industri, dan tim pengembang
kurikulum SMK Wiworotomo Purwokerto.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Purwadi Santoso mengatakan bahwa di dalam penyusunan kurikulum KTSP perlu memperhatikan tiga hal. Diantaranya yaitu kualitas SDM,relevansi atau kesesuaian, dan berdaya saing.
"Kualitas, hasil output atau lulusan SMK harus memiliki kemampuan,"katanya. Untuk
memperoleh kualitas pendidikan tersebut pembuatan kurikulum harus menyesuaikan kondisi sekarang.

"Selama ini kurikulum yang digunakan masih menggunakan spektrum tahun 2004 lalu," tambahnya.Padahal dinilai sudah tidak sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP), perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan dunia kerja."spektrum yang baru tahun 2008/2009 ini agar relevan dengan kebutuhan dunia kerja sekarang,"terangnya.
Spektrum yang baru tersebut diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah NOMOR : 251/C/KEP/MN/2008 TENTANG SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN.
"Dengan demikian, SMK mempunyai peluang lebih besar dan sesuai dengan kebutuhan pangsa pasar,"ungkapnya.

Salah satu pemateri workshop,Andreas Wardiyono dari PT Sutanto Arif Chandra Elektronik (Kitani Kabel) menjelaskan untuk memasuki dunia industri selain memiliki kemampuan akademik harus disertai dengan mentalitas diri. "Di dunia kerja dibutuhkan kedisiplinan,"katanya. Setiap karyawan harus memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). "Kegiatan semacam ini adalah hal yang harus dilakukan untuk mengetahui masukan-masukan dari user atau pengguna lulusan SMK,"jelasnya.

Sementara itu sekretaris workshop, Susilo di sela-sela acara mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk menyusun kurikulum serta mendapatkan masukan-masukan dari dunia usaha sehingga lulusan SMK dapat memenuhi kriteria yang dibutuhkan pasar.
"Kurikulum SMK Wiworotomo yang dibuat harus paling tidak memenuhi tiga standar yakni
Normatif, Adaptif, dan Produktif,"katanya.
Pertama, normatif pada dasarnya siswa diajarkan mata pelajaran wajib yaitu agama dan PPKN. Sehingga membentuk sikap mental pelajar yang bebas dari permasalahan melanggar norma-norma sosial masyarakat.
Kedua, adaptif yaitu siswa mempelajari mata pelajaran matematika dan lebih banyak dibekali dengan keterampilan kewirausahaan.
Ketiga, produktif siswa dituntut untuk memiliki kemampuan dari bidang keahlian
masing-masing.Misalnya teknik elektro, otomotif, dan permesinan sesuai yang ditentukan pemerintah.

Mengenai pekerjaan setelah lulus, dia menerangkan di SMK Wiworotomo menyediakan Bursa Kerja Khusus (BKK).Mereka bekerja sama dengan perusahaan yang membutuhkan siswa SMK.

"BKK Wiworotomo setiap tahun ada permintaan 500 siswa dari perusahaan industri untuk
bekerja di tempatnya,"jelasnya. Dari penyebaran angket, lulusan SMK Wiworotomo Purwokerto 90 persen langsung terjun untuk bekerja sedangkan 10 persen ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
"Peserta workshop tersebut terdiri atas para komite sekolah, ketua program keahlian, guru, dan karyawan SMK Wiwirotomo Purwokerto,"pungkasnya.(K35)
(Dimuat di Harian Suara Merdeka)

Minggu, 26 Juli 2009

Cinta Seorang Ibu

Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya
Suaminya sudah lama meninggal karena sakit
Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya.
Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi

Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan: “Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi

Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati”

Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya

Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap
Kemudian dia dibawa ke hadapan raja utk diadili dan dijatuhi hukuman pancung
pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari
di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi

Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan “Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya”

Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan
Tapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani hukuman

Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan

Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong2 manyaksikan hukuman tersebut Sang algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya

Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba

Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang

Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada
Saat mereka semua sedang bingung, tiba2 dari tali lonceng itu mengalir darah Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat

Dengan jantung berdebar2 seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah

Tahukah anda apa yang terjadi?

Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah
dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi,
dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata
Sementara si anak meraung raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan
Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng Memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya

Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu utk anaknya Betapapun jahat si anak, ia tetap mengasihi sepenuh hidupnya.

Marilah kita mengasihi orang tua kita masing masing selagi kita masih mampu
karena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini

Sesuatu untuk dijadikan renungan utk kita..

Agar kita selalu mencintai sesuatu yang berharga yang t ida k bisa dinilai dengan apapun

There is a story living in us that speaks of our place in the world

It is a story that invites us to love what we love and simply be ourselves

Ambillah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati
Ambillah waktu untuk memberi, itu membuat hidup terasa berarti
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan

Gunakan waktu sebaik mungkin, karena waktu tidak akan bisa diputar kembali

Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir Positif

Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan isenangi teman dan tetangganya.
Pygmaliondikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.
* Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata, “Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini.”
* Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, “Kikir betul orang itu.” Tetapi Pygmalion berkata, “Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu”.
* Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, “Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya.”
Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata, “Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu.”
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.

Senin, 15 Juni 2009

HUMOR

Kalau ada yang mengatakan kamu itu jelek, bersabarlah. Kalau orang lain mengatakan bahwa kamu itu bodoh, diamkanlah. Tapi kalau ada yang mengatakan kamu itu ganteng, maka marahlah karena jelas.jelas itu merupakan FITNAH

Sabtu, 13 Juni 2009

INFORMASI KELULUSAN UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMK WIWOROTOMO PURWOKERTO TP 2008-2009

Pengumuman kelulusan Ujian Nasional SMK Wiworotomo Purwokerto tanggal 13 Juni 2009.
Bagi Anda siswa atau orangtua atau siapa saja warga sekolah yang ingin tahu tentang info kelulusan SMK Wiworotomo Purwokerto bisa dilihat di sini, Namun informasi secara langsung akan disertakan berupa surat atau pengumuman melalui pos karena halaman web ini hanya bersifat perluasan informasi saja.

NOMOR NAMA SISWA
URUT PESERTA

1 02-243-001-8 ABDUL BASYIR
2 02-243-002-7 ACHMAD SUBAGYO
3 02-243-003-6 ADE RAHMANTO
4 02-243-004-5 ADI ISNANDAR
5 02-243-005-4 ADI SETYA PURNAMA
6 02-243-006-3 AGUNG CAHYONO
7 02-243-007-2 AGUNG PURWANTO
8 02-243-008-9 AGUNG SETIA NUGROHO
9 02-243-009-8 AGUS SETIAWAN
10 02-243-010-7 AGUS SETIAWAN
11 02-243-011-6 AGUS SURYANTO
12 02-243-012-5 AHMAD SIREGAR DARTO
13 02-243-013-4 ALI SYAFRUDIN
14 02-243-014-3 ALIF ARIFIN
15 02-243-015-2 AMIN
16 02-243-016-9 ANDI UMARA
17 02-243-017-8 ANDRI MARDIANSYAH
18 02-243-018-7 ANDRI WIDYA PURNOMO
19 02-243-019-6 ANGGIT SETIAWAN
20 02-243-020-5 ARI SUDARSONO
21 02-243-021-4 ARIFIYANTO
22 02-243-022-3 ARYE YANTO
23 02-243-023-2 ASEP SETYAWAN
24 02-243-024-9 BAGUS SETIAWAN
25 02-243-025-8 BANI WICAKSONO
26 02-243-026-7 BAYU RIZKY
27 02-243-027-6 BENNY BARATA
28 02-243-028-5 BUDI SISWANTO
29 02-243-029-4 CHANDRA BAGUS WICAKSONO
30 02-243-030-3 DARYOTO
31 02-243-031-2 DAVID RANDIANTO
32 02-243-032-9 DEDI SUJI MARTONO
33 02-243-033-8 DENI PRIYONO
34 02-243-034-7 DESTRI ANDRI ADI
35 02-243-035-6 DIDIT WAHYU RIANTO
36 02-243-036-5 DIMAS ARDI WIBOWO
37 02-243-037-4 DONI PRASTIYO
38 02-243-038-3 DWI RIYANTO
39 02-243-039-2 EDI GUNAWAN
40 02-243-040-9 EDI SUTRISNO
41 02-243-041-8 EKO SUGIANTO
42 02-243-042-7 ERIK TRY HANGGARA
43 02-243-043-6 FATEAH DIANA
44 02-243-044-5 FATKHUL MUIS
45 02-243-045-4 FEBRI PURWANTO
46 02-243-046-3 FENDI SUBIYANTO
47 02-243-047-2 FIRMAN HAFFIEN BUDDIANSYAH
48 02-243-048-9 GADANG NOVIAN KHAKIM
49 02-243-049-8 GANI NUUR MUQIIT
50 02-243-050-7 HALIM WIJAYA
51 02-243-051-6 HARYANTO ARIS MUNANDAR
52 02-243-052-5 HELMI ANGGI KURNIAWAN
53 02-243-053-4 HERWANDI
54 02-243-054-3 ILMA HARISQI FULAN
55 02-243-055-2 IMAM DWI SAPUTRA
56 02-243-056-9 IMAM FAJAR ROMADHON
57 02-243-057-8 IMAM IRAWAN (TL)
58 02-243-058-7 INDAR SEFIANTO
59 02-243-059-6 INDRA CANDRA SETYAWAN
60 02-243-060-5 ISNEN SETIAWAN
61 02-243-061-4 JONI ANTOKO
62 02-243-062-3 KENDI KURNIAWAN
63 02-243-063-2 KHABIB KHALFAJARUL(TL)
64 02-243-064-9 KOKO DIANTORO
65 02-243-065-8 LAKSANA CATUR HARI NUGROHO
66 02-243-066-7 MAHMUD AWALUDIN
67 02-243-067-6 MARDIANTO
68 02-243-068-5 MOCHAMAD AJUDIN
69 02-243-069-4 MUHAMAD FAOJI
70 02-243-070-3 NANANG SETIAWAN
71 02-243-071-2 NINDI EKA RAHMA PUTRA
72 02-243-072-9 NUR EFENDI
73 02-243-073-8 NURKHOLIS
74 02-243-074-7 PRABOWO BUDI SANTOSO
75 02-243-075-6 PUPUT RIYADI
76 02-243-076-5 RAHMAT ANUNG BASUKI
77 02-243-077-4 RAJIB AYATULLOH
78 02-243-078-3 REZA ADHE KURNIAWAN
79 02-243-079-2 RIKI RIAWAN
80 02-243-080-9 RIPTO SUDARMO
81 02-243-081-8 RIYAN HIDAYAT


84 02-243-084-5 RONNY PRASETYO
85 02-243-085-4 SARIF HIDAYATULLOH
86 02-243-086-3 SLAMET SETIADI
87 02-243-087-2 SLAMET TRI AMBODO
88 02-243-088-9 SOFYAN BUDIARTO
89 02-243-089-8 SOHIDIN
90 02-243-090-7 SOPHIAN PRASETYO
91 02-243-091-6 SUGENG
92 02-243-092-5 SUPRATOMO
93 02-243-093-4 SUPRIYATNO
94 02-243-094-3 SURONO
95 02-243-095-2 SYARIF HIDAYAT
96 02-243-096-9 TOMI SUPRABA
97 02-243-097-8 TONY PRASETYO
98 02-243-098-7 TRI LEKSONO VIKI INTARTO
99 02-243-099-6 TRIANTO
100 02-243-100-5 UPIT RAHMAWANTO

102 02-243-102-3 WAHYU BUDIANTORO
103 02-243-103-2 WAHYU PRASETYO
104 02-243-104-9 WIDYAN RIZAL PAHLEWI
105 02-243-105-8 YANDI AWALUDIN
106 02-243-106-7 YONI MARYANTO
107 02-243-107-6 YUDI PURNOMO
108 02-243-108-5 YULI SAFIRIANTO
109 02-243-109-4 ZAENI KHUSEN
110 02-243-110-3 YOGI WIJAYANTO
111 02-243-111-2 HERI FIRMANDANI
112 02-243-112-9 EKO SUWANDI
113 02-243-113-8 ABDURROKHMAN
114 02-243-114-7 ADI KURNIAWAN
115 02-243-115-6 AGUNG DWI NUGROHO
116 02-243-116-5 AGUS SURONO
117 02-243-117-4 AJENG RIYADI
118 02-243-118-3 AJI RIYANTO
119 02-243-119-2 AKHSIN NURFARIDI
120 02-243-120-9 ALFIAN BAYU BAHARI
121 02-243-121-8 ALIP WINARNO
122 02-243-122-7 AMIN NURSALIM
123 02-243-123-6 ANDI HERMAWAN
124 02-243-124-5 ANDRI JAYANTO
125 02-243-125-4 ANGGORO PANDU PRATAMA
126 02-243-126-3 ARDI KRISTIANTO WIBOWO
127 02-243-127-2 ARDI SUTOPO
128 02-243-128-9 ARI SETIAJI
129 02-243-129-8 ARIF SUGIANTO
130 02-243-130-7 ARIS PURBOWO
131 02-243-131-6 BAHTIAR BAYU NUGROHO
132 02-243-132-5 BANGKIT DWI PURNOMO
133 02-243-133-4 BUDI MULYONO
134 02-243-134-3 CAHYO WIBOWO
135 02-243-135-2 DAMIRIN
136 02-243-136-9 DANI SEPTIYADI
137 02-243-137-8 DAFIT NOFIYANTO
138 02-243-138-7 DEBY DWI ANGGA PUTRA
139 02-243-139-6 DEDE DWI YOGA ARTO PRATOMO
140 02-243-140-5 DIAN MAOLANA
141 02-243-141-4 DIAN PRAYITNO
142 02-243-142-3 DIDI PRASETYO
143 02-243-143-2 DIDIK PERMADI
144 02-243-144-9 DIDY ARDIYANTO
145 02-243-145-8 DIMAS AMBAR BASTIYONO
146 02-243-146-7 DINO WALUYO
147 02-243-147-6 EKO HADI SAPUTRO
148 02-243-148-5 EKO YULIANTO
149 02-243-149-4 FAJAR ADITYA
150 02-243-150-3 FAJAR ZAHRO LATIF
151 02-243-151-2 FATKHUL MUNIF
152 02-243-152-9 FEBRI ARIYANTO
153 02-243-153-8 FEBRI SUSENO
154 02-243-154-7 FEBRI TRI HANTORO
155 02-243-155-6 FERI BUDIYANTO
156 02-243-156-5 FITO ADITIA FEBRIANTO
157 02-243-157-4 GANDHI WAHYU PRATAMA
158 02-243-158-3 HABIB HARYUDHA
159 02-243-159-2 HAFID
160 02-243-160-9 HAMDAN SUHENDRA
161 02-243-161-8 HARI SETIYA
162 02-243-162-7 HELMI JANUAR PRABOWO
163 02-243-163-6 HERI ARIYANTO
164 02-243-164-5 HERI TRIHARTANTO
165 02-243-165-4 II DWI ARIANTO
166 02-243-166-3 IMAN BUDI SANTOSO
167 02-243-167-2 IRFAN
168 02-243-168-9 IRMAN FEBRIANTO
169 02-243-169-8 IRVAN DEBY AJI NUGROHO
170 02-243-170-7 ITO SETIAWAN
171 02-243-171-6 JOKO PURWANTO
172 02-243-172-5 JOVI REBASANA JATI
173 02-243-173-4 JUANDA
174 02-243-174-3 JUNIANTO ADI
175 02-243-175-2 JUPRIYANTO
176 02-243-176-9 KAMAL FAUZI
177 02-243-177-8 KHASIN MUNIF
178 02-243-178-7 KUKUH TRIONO
179 02-243-179-6 KUSNAN
180 02-243-180-5 LUTVI NURAZIZ
181 02-243-181-4 MARTONO IRAWAN
182 02-243-182-3 MARYO SETIYAWAN
183 02-243-183-2 MIFTAHUSSURUR
184 02-243-184-9 MOCH. REZZA BENY SAPUTRA
185 02-243-185-8 MOCHAMAD IQBAL QUSAY ADI NUGROHO
186 02-243-186-7 MOCHAMAD RESYID
187 02-243-187-6 MOHAMAD DJUNAIDI
188 02-243-188-5 MOHAMMAD ROFIQ ARIFUDIN AZIS
189 02-243-189-4 MOKHAMAD NASIR
190 02-243-190-3 MUHAMAD IQBAL
191 02-243-191-2 MUHAMAD LABIBUL NGAFI
192 02-243-192-9 MUHAMMAD IBAM ROMADLON
193 02-243-193-8 MUHAMMAD SAIFURRIJAL
194 02-243-194-7 MUKHAMAD SUTAJI
195 02-243-195-6 MUKHLASIN
196 02-243-196-5 MUSTOFA
197 02-243-197-4 MUZAYYIN ERSHAD ILMAR
198 02-243-198-3 OKKI SUPRIYANTO
199 02-243-199-2 PAMUNGKAS ADITYA NUGROHO
200 02-243-200-9 PANDU AJI PRASETIYO
201 02-243-201-8 PUJA PRASETYO DWI NUGROHO
202 02-243-202-7 RADE RIYANTO
203 02-243-203-6 RANGGI KUMANDANG
204 02-243-204-5 RIZKI JUWAHIR
205 02-243-205-4 ROCHMAT HIDAYAT
206 02-243-206-3 RONI ROHDANI
207 02-243-207-2 RUDIANTO
208 02-243-208-9 RUDIANTO
209 02-243-209-8 RULI NUR ALFIAN ZAKI
210 02-243-210-7 SAGITA PRASETIYA SUTANTO
211 02-243-211-6 SAMSUL ARIFIN
212 02-243-212-5 SAMSUL MA'ARIF(Alm)
213 02-243-213-4 SUPRIYADI
214 02-243-214-3 SUPRIYANTO
215 02-243-215-2 TEGAR ANDRIYANTO
216 02-243-216-9 TOHIRIN
217 02-243-217-8 TONI KURNIAWAN
218 02-243-218-7 TRI RIZKO ALI NUR SAPUTRA
219 02-243-219-6 TRI RIZKY ALI NUR SAPUTRA
220 02-243-220-5 TRISWOYO
221 02-243-221-4 TUNGKY WIBOWO
222 02-243-222-3 UNTUNG RIZEKI
223 02-243-223-2 WAHYU NUR RACHMAN
224 02-243-224-9 WAHYU TRIYONO
225 02-243-225-8 WARISMAN
226 02-243-226-7 WASIS TRIYONO
227 02-243-227-6 WAWAN
228 02-243-228-5 WIDI SETIAWAN
229 02-243-229-4 WILDAN PAMUNGKAS
230 02-243-230-3 YOGI SEPTIYANTO
231 02-243-231-2 YUDI YULIANTO
232 02-243-232-9 AAN HERI SAPUTRA
233 02-243-233-8 ABDUH HASSAN AL BANA
234 02-243-234-7 ACHMAD DEPI RAMADHAN
235 02-243-235-6 ACHMAD MUFROIL
236 02-243-236-5 ADE AYUN PRINGGONDANI
237 02-243-237-4 ADE IRIANTO
238 02-243-238-3 ADI PRIONO
239 02-243-239-2 ADI WALUYO
240 02-243-240-9 AFRIL MUSTOFA
241 02-243-241-8 AHMAD AZIZUL MUFID
242 02-243-242-7 ALI UTAMA
243 02-243-243-6 AMAR KULIATU ZAHRO
244 02-243-244-5 AMINUDIN
245 02-243-245-4 ANDI ARIYANTO
246 02-243-246-3 ANDI GARZIA
247 02-243-247-2 ANGGA YUDHISTIRA
248 02-243-248-9 APRILLIUS ROMANSYAH ADITYA
249 02-243-249-8 ARIEF SUJA'I SETIAWAN
250 02-243-250-7 ARIF ANNAS TSANI
251 02-243-251-6 ARIF NUR ROCHMAN
252 02-243-252-5 ARIF TRI AJI WIDODO
253 02-243-253-4 ARIFIN
254 02-243-254-3 ARJUN SULISTIONO
255 02-243-255-2 BRAMANTYO SA'BANI
256 02-243-256-9 CHOLIS NURUL HUDA
257 02-243-257-8 DANU PUSPITO(TL)
258 02-243-258-7 DENDI PRATIKNO
259 02-243-259-6 DINARYO
260 02-243-260-5 DWI JOKO PRASETYO
261 02-243-261-4 EKO WAHYUDI
262 02-243-262-3 EKO WAHYUDIN
263 02-243-263-2 EVA PRIVANDI
264 02-243-264-9 FAISAL DESIYANTO
265 02-243-265-8 FAJAR FATONI
266 02-243-266-7 FANDI RAMDANI
267 02-243-267-6 FREDY DEWANTORO
268 02-243-268-5 GATOT PRAYITNO
269 02-243-269-4 GILANG AJI PAMUNGKAS
270 02-243-270-3 HENDI AJI SAPUTRO
271 02-243-271-2 HENDRI PURWOKO
272 02-243-272-9 HENDRIK PRASETIO
273 02-243-273-8 HILMAN SAFRIZAL
274 02-243-274-7 IBNU HASAN
275 02-243-275-6 IKO YUDI PRASETYO
276 02-243-276-5 IMAM ADI PRASETYO
277 02-243-277-4 INDRA SETIONO NURZAENI
278 02-243-278-3 JIMIADI PASARIBU
279 02-243-279-2 JONDAN USMIYANTO
280 02-243-280-9 KIKI ADITIYA
281 02-243-281-8 KIKI KUSUMAWATI
282 02-243-282-7 LISTIANTO
283 02-243-283-6 LULUK NUR AINI
284 02-243-284-5 MAKHFUD MUNASIR
285 02-243-285-4 MAMAN SUSANTO
286 02-243-286-3 MANSUR EKASAPUTRA
287 02-243-287-2 MEI TEGUH NUGROHO
288 02-243-288-9 MENGGI SETIAWAN
289 02-243-289-8 MISWANTO
290 02-243-290-7 MUHAMMAD HUSEIN
291 02-243-291-6 MUKHAMMAD ARIFIN
292 02-243-292-5 NIESA OCTAVANDIKA
293 02-243-293-4 NOVA AFANDI
294 02-243-294-3 NOVIESTA HANNA PRIATMA
295 02-243-295-2 NOVIK KURNIAWAN
296 02-243-296-9 NUR SAID
297 02-243-297-8 NUR WIJI PANGESTU
298 02-243-298-7 NURUL APRIYADI
299 02-243-299-6 PERLAMBANG TRIHAJI WISMAYA
300 02-243-300-5 PRATAMA SETIAWAN
301 02-243-301-4 PURNOMO
302 02-243-302-3 PURWEDI
303 02-243-303-2 PURWOKO
304 02-243-304-9 RETNANTO
305 02-243-305-8 RETNO ALFIANTO
306 02-243-306-7 RIAN DWI ARDIANTO
307 02-243-307-6 RISWOYO
308 02-243-308-5 RIYANO
309 02-243-309-4 RIZQI ICHTIAR ROMADLON
310 02-243-310-3 ROIF SULAIMAN
311 02-243-311-2 RONIEKO GARA BUDI DEWANTARA
312 02-243-312-9 RUBEN DWI PRAMONO JATI
313 02-243-313-8 SAEFUDIN
314 02-243-314-7 SAGITA AJI PRASETYO
315 02-243-315-6 SAPTONO ADI
316 02-243-316-5 SEPTIAN EKO AJI
317 02-243-317-4 SIGIT RIDHA PRATAMA
318 02-243-318-3 SINARTO BELSATAR NABABAN
319 02-243-319-2 SINGGIH YULI TRIYANTO
320 02-243-320-9 SLAMET HIDAYAT
321 02-243-321-8 SUDARMONO
322 02-243-322-7 SUKAMSO
323 02-243-323-6 SULISTIONO AJI WIBOWO
324 02-243-324-5 SUPRIONO
325 02-243-325-4 SUSANTO
326 02-243-326-3 TEGUH DWI JAYANTO
327 02-243-327-2 TEGUH SANI SAPUTRA
328 02-243-328-9 TOFIK HIDAYAT
329 02-243-329-8 TRI DANI YOSI PAMUNGKAS
330 02-243-330-7 TRI KUSNUL APRIONO
331 02-243-331-6 TRI LAKSONO ADI PRABOWO
332 02-243-332-5 TRI PURNOMO
333 02-243-333-4 TULUS PAMUJIARTO
334 02-243-334-3 UJANG ALDIAN
335 02-243-335-2 UNTUNG SAMPURNO(TL)
336 02-243-336-9 UNTUNG SUPRIYONO
337 02-243-337-8 WAHYU KUSUMA NUGRAHA
338 02-243-338-7 WAHYU NUR SETIYO AJI
339 02-243-339-6 WIDI ASTUTI
340 02-243-340-5 YOGA DARMA DWI PUTRA
341 02-243-341-4 YOGHA PURNA GRAHA
342 02-243-342-3 YOGI MUNADI
343 02-243-343-2 YUDI PRASETYO HUSODO(TL)

344 02-243-344-9 YULI TRI JATMIKO
345 02-243-345-8 YULIANTO
346 02-243-346-7 WINDU SUKMARA

Rabu, 13 Mei 2009

Satu Kali Tiap Detik

Ada sebuah cerita mengenai seorang pembuat jam. Pada suatu hari ia membuat sebuah jam tangan kecil untuk dipakainya sendiri. Uniknya, pembuat jam ini dapat berbicara dengan jam tangan kecil yang dibuatnya itu.
Ketika sedang membuat jam tangan kecil tersebut, pembuat jam itu bertanya: “Hai jam, sanggupkah kamu berdetak sebanyak 31.536.000 kali dalam setahun?” Karena merasa tidak sanggup menanggung beban tersebut, jam tangan kecil itupun menyatakan keberatannya kepada sang pembuat jam dan berkata: “Aku tidak sanggup kalau harus berdetak sedemikian banyak.”
Mendengar jawaban jam tangan kecil itu, pembuat jam itupun kembali bertanya: “Bagaimana kalau sebanyak 86.400 kali dalam sehari?” Karena beban tersebut masih terasa berat baginya, maka jam tangan kecil itupun kembali menolak dan berkata: “Beban itu masihlah berat bagiku. Aku takut kalau-kalau aku tidak sanggup melakukannya.”
Sang pembuat jam pun kembali menawar: “Bagaimana kalau 3.600 dalam satu jam saja?” Jam tangan kecil itu masih saja merasa keberatan dan berkata: “Ah, beban itupun masih terasa berat bagiku. Aku tentu akan kelelahan kalau harus berdetak sebanyak itu.”
Akhirnya pembuat jam itupun mengajukan sebuah tawaran terakhir: “Bagaimana kalau satu kali tiap detik?” Mendengar penawaran terakhir itu, jam tangan kecil itupun menjawab: “Satu kali tiap detik? Itu sangatlah mudah! Tentu saja aku sanggup melakukannya.” Kemudian sang pembuat jam pun segera menyelesaikan pembuatan jam tangan kecil tersebut. Setiap detik jam tangan kecil itu berdetak. Tanpa terasa satu tahunpun berlalu dan ia telah berdetak sebanyak 31.536.000 kali.
Banyak orang membuat target yang terlalu tinggi dan perencanaan yang terlalu banyak untuk jangka waktu 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, atau 20 tahun kedepan ketika mereka hendak memulai bisnis mereka. Mereka memikirkan resiko-resiko yang mungkin terjadi dalam jangka-jangka waktu tersebut dan mencoba mengantisipasinya sejak semula. Dengan berbuat demikian mereka kira mereka akan dapat menjalankan bisnisnya dengan baik dan lancar. Akan tetapi, faktanya banyak orang yang berbuat demikian justru mundur di tengah jalan. Sebagian mundur sebelum memulainya karena memandang beratnya beban yang harus mereka hadapi. Sebagian yang lain memulai bisnisnya dengan penuh semangat dengan menanamkan dalam dirinya bahwa ia dapat melakukannya, tetapi seiring berjalannya waktu semangat itupun memudar. Setiap kali mereka mendapati bahwa mereka gagal mengerjakan rencana-rencana yang telah dibuatnya, hati mereka menuduh dan melemahkan semangat mereka dengan berkata: “Nah, kamu gagal lagi kan? Kamu tidak sanggup melakukan rencana-rencanamu kan? Sudahlah, engkau tidak akan sanggup mengerjakan semuanya itu. Targetmu terlalu tinggi bagimu, engkau tidak akan sanggup mencapainya.” Akhirnya mereka frustasi dan mundur dari bisnisnya.
Rekan-rekan pebisnis, menentukan target dan goal yang hendak kita capai adalah hal yang penting, karena target dan goal akan menentukan ke arah mana bisnis kita akan berkembang. Akan tetapi, ingatlah, kita tidak mungkin membangun bisnis yang besar dalam waktu yang singkat. Selalu ada proses yang harus kita jalani langkah demi langkah setiap hari.
Bila anda merasa tidak mampu membangun sebuah bisnis yang berskala besar, cobalah membangun sebuah bisnis yang berskala kecil. Bila anda merasa tidak mampu membangun sebuah bisnis yang berskala kecil, cobalah membuat rencana kerja yang mungkin dapat anda kerjakan dengan baik selama setahun. Bila hal itupun masih terasa berat bagi anda, cobalah lakukan pekerjaan anda hari ini dengan sebaik-baiknya dan ulangi kembali keesokan harinya. Dengan berbuat demikian, satu atau dua tahun ke depan anda akan mendapati bahwa kondisi anda telah jauh lebih baik dari pada kondisi anda hari ini.
Jangan membebani hati dan pikiran anda dengan target dan rencana-rencana yang anda buat untuk 15 atau 20 tahun ke depan, tetapi berusahalah memberikan hasil maksimal dengan melakukan yang terbaik pada hari ini saja. Begitu pula dengan hari esok, minggu depan, bulan depan, dan tahun depan. Ulangi hal itu setiap hari. Niscaya anda akan mampu mencapai target dan goal anda pada waktunya.
Akhirnya, salam sukses untuk anda!
Sumber : http://bisnispulsaindonesia.wordpress.com/

Tidak Mampu Atau Tidak Mau?

Dalam sebuah seminar Nampak seorang pembicara berdiri di balik podium dengan sebuah balok kayu panjang yang diletakkan di dekatnya. Kemudian pembicara tersebut bertanya kepada para peserta seminar adakah di antara mereka yang mau menjadi relawan dan berjalan di atas balok kayu tersebut. Pembicara itu menjanjikan imbalan sebesar Rp. 200.000,- bagi seorang peserta seminar yang mau melakukannya.
Balok kayu itu kurang lebih berukuran 20 meter kali 20 centimeter. Artinya, balok kayu itu cukup lebar dan semua peserta tentu dapat berjalan di atasnya dengan mudah. Lagipula, balok kayu itu diletakkan di atas lantai. Kalaupun mereka tidak mampu menjaga keseimbangan saat berjalan di atasnya, mereka tidak akan jatuh ataupun terluka. Akan tetapi, karena takut kalau-kalau pembicara itu akan mengerjai dan mempermainkan mereka, semua peserta pun hanya menoleh kanan kiri saja sampai akhirnya ada seorang peserta yang memberanikan diri dan menerima tantangan pembicara tersebut.
Peserta itu ternyata dapat berjalan di atas balok kayu panjang tersebut dengan mudah tanpa ada jebakan sedikitpun. Kemudian seperti yang telah dijanjikan sebelumnya, pembicara itupun memberikan Rp. 200.000,- kepada peserta tersebut. Peserta itupun menerima uang tersebut dengan gembira.
Akan tetapi, ketika peserta itu hendak kembali ke tempat duduknya, pembicara itu menahannya dan bertanya kepadanya: “Seandainya saat ini balok kayu tersebut menjembatani dua buah gedung bertingkat yang tingginya 80 meter. Angin bertiup sangat kencang di sana, sehingga dapat menggangu keseimbangan anda saat berjalan di atas balok kayu tersebut. Bila anda terpeleset dan jatuh, kemungkinan besar anda akan mati, selain karena tingginya tempat tersebut, juga karena di bawahnya terdapat jalan raya yang sangat ramai dengan lalu-lalang kendaraan. Nah, maukah anda berjalan di atas balok kayu tersebut sekarang? Saya akan memberi anda Rp. 200.000,- sebagai imbalannya.” Peserta itupun dengan tegas menolak: “Tidak mau.” “Bagaimana kalau saya beri anda Rp. 1.000.000,- sebagai imbalannya?”, tawar pembicara itu. “Tidak mau.”, Jawab peserta itu. “Bagaimana kalau Rp. 500.000.000,-?”, tawar pembicara itu lagi. “Tidak mau, Saya takut.”, jawab peserta itu sambil menggeleng.
Akhirnya, pembicara itupun bertanya: “Baiklah, bagaimana bila saat ini anak anda yang berusia 6 tahun diculik dan disandera oleh seorang penjahat? Penjahat itu membawanya ke gedung seberang, mengikatnya di sana, dan memasang sebuah bom waktu yang akan meledak dalam waktu 3 menit di dekatnya. Bila anda ingin anak anda selamat, mau tidak mau anda harus menyeberang melalui balok kayu tersebut. Dalam keadaan seperti itu, maukah anda berjalan menyeberang melalui balok kayu tersebut?” Peserta itupun terdiam beberapa saat sampai akhirnya ia menjawab: “Ya, saya mau.”
Dari fragmen di atas kita dapat menarik sebuah pelajaran, bahwa sebenarnya yang menjadi hambatan terbesar kesuksesan kita bukanlah ketidakmampuan, melainkan ketidakmauan. Mengapa mayoritas peserta seminar itu tidak menerima tantangan sang pembicara? Bukan karena mereka tidak mampu berjalan di atas balok kayu itu, melainkan karena mereka ragu, takut, dan enggan melakukannya. Padahal, bila dipikirkan secara logis, tantangan pembicara itu sangatlah mudah dan tidak mengandung resiko apa-apa. Keraguan, ketakutan, dan keenggananlah yang membuat mereka tidak mau menerima tantangan pembicara itu. Akibatnya, mereka kehilangan peluang mendapatkan uang Rp. 200.000,- dari pembicara tersebut.
Keadaan serupa seringkali juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai peluang bisnis luar biasa seringkali muncul di hadapan banyak orang. Akan tetapi, mengapa tidak banyak orang yang mengambil peluang luar biasa itu dan sukses menjalankannya? Jawabannya sama, bukan karena mereka tidak mampu menjalankan bisnis itu, melainkan karena mereka tidak mau mencobanya, entah karena mereka ragu akan peluang tersebut, takut akan resiko yang mungkin terjadi, atau memang enggan menjalankannya. Padahal, mungkin saja peluang itu sangat menjanjikan dan memiliki tingkat resiko yang sedemikian kecil.
Pelajaran lain yang dapat kita tarik dari bagian terakhir fragmen di atas adalah bahwa bila seseorang berada dalam keadaan terdesak, ia akan dapat melakukan apa saja yang sebelumnya terasa tidak mungkin baginya. Memang tidak selalu demikian, tetapi dalam banyak hal kenyataan ini seringkali terjadi. Mengapa peserta itu tidak mau berjalan di atas balok kayu yang menjembatani dua gedung tinggi itu sekalipun sang pembicara menjanjikan hadiah yang begitu besar, tetapi mau melakukannya bila anaknya yang berusia 6 tahun berada dalam bahaya di gedung seberang? Jawabannya jelas. Pada kasus pertama rasa takut terhadap resiko kematian begitu besar hingga mengalahkan rasa percaya diri dan keinginannya mendapatkan hadiah, sehingga dia tidak mau melakukannya. Sebaliknya, pada kasus kedua cinta terhadap anaknya dan kekuatiran akan nasib anaknya itu jauh lebih besar hingga mengalahkan rasa takutnya pada resiko kematian dan membangkitkan keberanian serta percaya diri dalam dirinya, sehingga ia mau melakukannya. Dengan kata lain, keadaan terdesak telah membuatnya berani mengambil resiko apapun. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya inti permasalahannya bukanlah ketidakmampuan, melainkan ketidakmauan.
Dalam kehidupan sehari-hari hal yang serupa juga sering terjadi. Banyak orang ingin menjadi orang sukses, tetapi hanya sedikit yang berhasil meraih kesuksesan itu. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah hal itu disebabkan oleh ketidakmampuan? Saya kira bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah bahwa banyak dari mereka yang ingin sukses itu tidak mau melakukan apa yang dilakukan oleh orang-orang sukses. Mereka memiliki seribu satu alasan untuk tidak melakukannya. Beberapa di antara mereka berkata: “Saya tidak punya waktu.” Beberapa yang lain berkata: “Saya tidak punya modal.” Beberapa yang lain lagi berkata: “Saya takut gagal.” Tetapi dapatkah alasan-alasan semacam itu dipertanggungjawabkan? Saya kira tidak.
Mari kita uji alasan-alasan itu dengan bertanya: Bagaimana bila saat ini anak anda sakit parah dan harus dioperasi? Karena begitu parahnya penyakit anak anda itu, biaya yang harus anda keluarkan untuk operasi itu sangat besar dengan kemungkinan berhasil hanya 10%. Padahal, saat ini pekerjaan anda sangat padat dan tabungan anda sangat tipis. Dalam keadaan seperti itu, apa yang akan anda lakukan? Apakah anda akan membiarkan anak anda begitu saja karena pekerjaan anda sangat padat dan tidak punya waktu untuk mengurusi anak anda itu? Apakah anda akan membiarkan anak anda sakit parah tanpa berusaha membawanya ke dokter untuk dioperasi karena anda tidak punya cukup uang atau karena anda takut kalau-kalau operasi itu gagal dan hanya akan buang-buang uang saja? Anda tentu tidak akan berbuat demikian bukan?
Bila anda adalah orang tua yang baik, tentu anda akan rela meluangkan waktu anda untuk mengurusi anak anda yang sakit itu. Sekalipun anda tidak punya cukup uang, anda tentu akan berusaha mencari pinjaman demi pengobatan anak anda itu. Sekalipun kemungkinan berhasilnya hanya 10%, anda tentu akan tetap mencobanya, karena anda memiliki harapan yang besar atas kesembuhan anak anda itu. Dengan kata lain, harapan yang besar akan kesembuhan anak anda telah mengalahkan setiap kendala yang ada.
Nah, mengapa hal yang sama tidak anda terapkan demi meraih kesuksesan anda? Sebagaimana telah saya katakan di atas, banyak orang tidak pernah meraih kesuksesan mereka bukan karena mereka tidak mampu, melainkan karena mereka tidak mau. Kemalasan, keragu-raguan, dan ketakutan mereka akan resiko kegagalan dan kerugian terlalu besar hingga mengalahkan harapan dan keinginan mereka untuk sukses. Terkadang kemalasan, keragu-raguan, dan ketakutan itu sedemikian besar dan tidak realistis hingga membuat mereka menjadi orang-orang yang pasif, reaktif, pesimis, dan bermental pecundang. Bila anda ingin menjadi orang yang sukses, janganlah anda berlaku demikian. Janganlah anda terlalu mudah berkata: “Saya tidak punya waktu.”, “Saya tidak punya modal.”, atau “Saya takut gagal.” Semua itu hanya akan menghambat kesuksesan anda. Sebaliknya, bulatkan kemauan anda, perbesar harapan anda, dan tanamkan semangat serta keberanian dalam diri anda. Kalahkanlah kemalasan, keragu-raguan, dan ketakutan yang ada. Semua itu akan membentuk anda menjadi orang yang aktif, proaktif, optimis, dan bermental pejuang. Dengan demikian kesuksesan akan lebih mudah anda raih.
Akhirnya, sukses selalu untuk anda!
Sumber : http://bisnispulsaindonesia.wordpress.com/

Minggu, 10 Mei 2009

CARA BEDAIN PRIA DAN COWOK

Hasil di bawah ini sudah melalui penelitian bertahun-tahun dengan jumlah peserta yang hampir mencapai 100 jt, So hasil ini akurat dan dapat di percaya..

P = Pria , C = Cowok

P : Tahu jelas lima tahun lagi ia mau jadi apa
C : Tidak jelas lima menit lagi ia mau berbuat apa

P : Jago membuat wanita merasa tenang
C : Jago membuat cewek merasa senang

P : Bacaannya Jhon Grisham, mainannya golf, tontonannya CNN
C : Bacaannya Harry Potter, mainannya bilyar, tontonannya MTV

P : Sebelum umur 30 sudah banyak uang
C : Sebelum umur 30 sudah banyak dosa

P : Seimbang antara penghasilan dan pemasukan
C : Seimbang antara hutang dan pembayaran minimum

P : Mendukung emansipasi wanita, tapi tetap membayari bon makan wanita
C: Mendukung emansipasi wanita dengan membiarkan wanita bayar sendiri

P : Punya akuntan, penjahit dan dokter langganan
C : Punya salon, kafe dan bengkel langganan

P : Meminta Anda nimbrung ngobrol kalau mamanya menelepon
C : Pura-pura Anda tidak bersamanya jika mamanya menelepon

P : Putus dengan pasangannya sambil berjabatan tangan dan mengakui
sulitnya menjembatani perbedaan antar mereka berdua, diiringi ucapan,
"Kita tetap bisa berteman selamanya."
C : Putus dengan pasangannya sambil kabur dari rumah, merokok
berbatang-batang, plus ucapan, "Jangan undang aku ke pernikahanmu
nanti!"

P : Mencintai wanita 10 % pada pertemuan awal dan meningkat terus
C : Mencintai wanita 100 % pada pertemuan awal dan menurun terus

P : Berpikir dewasa seperti orang usia 40 tahun saat berusia 17 tahun
C : Berpikir kekanakan seperti orang usia 17 tahun saat berusia 40 tahun

P : Bisa menang hanya dengan otak dalam konflik
C : Cuma bisa ngamuk, adu mulut, n adu otot kalo konflik

P : Mikirnya "Aku masih kurang pengetahuan, harus belajar lebih banyak"
C : Mikirnya "Aku yang terhebat di muka bumi, siapapun aku hadapin !!!"

P : Otak no 1, digabungin otot kalo kepaksa
C : Otot no 1, ditambah otak, itupun kalo punya

Buat yang membaca jangan lar tersinggung , buat yang sudah terlanjur tersingguh jangan mendendam , buat yang sudah terlanjur mendendam,, bertobat lar dan segera menjadi Pria.. hehe.. Salam Peace.. Damai

Sumber : http://pondok-cerita.blogspot.com/

KISAH KUPU-KUPU

Suatu ketika, terdapat seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak termenung. Tatapan matanya kosong, menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah di lewatinya, namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap, sampai ada suara yang menyapanya. Ada orang lain disana.
“Sedang apa kau disini anak muda?” tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua. “Apa yang kau risaukan..?” Anak muda itu menoleh ke samping, “Aku lelah Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemana kah aku harus mencarinya? Bilakah kutemukan rasa itu?”
Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Di pandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, “di depan sana , ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku. Mereka berpandangan. “Ya…tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu” sang Kakek mengulang kalimatnya lagi.
Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah, taman. Tak berapa lama, dijumpainya taman itu. Taman yang yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak heran, banyak kupu-kupu yang berterbangan disana. Sang kakek, melihat dari kejauhan, memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.
Anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-endap, ditujunya sebuah sasaran. Perlahan. Namun, Hap! sasaran itu luput. Di kejarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Ia tak mau kehilangan buruan. Namun lagi-lagi. Hap!. Ia gagal. Ia mulai berlari tak beraturan. Diterjangnya sana-sini. Ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak dan perdu di sana . Gerakannya semakin liar.
Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang dapat ditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan, “Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah.” Tampak sang Kakek yang berjalan perlahan. Tapi lihatlah, ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu. Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu.
“Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?” Sang Kakek menatap pemuda itu. “Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu.”
“Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri.”
Kakek Tua itu mengangkat tangannya. Hap, tiba-tiba, tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari. Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya. ***
Mencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu. Sulit, bagi mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari. Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya. Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya.
Namun kita belajar. Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa di dapat dengan cara-cara seperti itu. Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yang dapat disimpan. Bahagia adalah udara, dan kebahagiaan adalah aroma dari udara itu. Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati. Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita. Semakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh.
Cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu. Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadi dalam hati kita. Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan. Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani h id up kita. Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh. Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita.
Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita. Bahkan mungkin, bahagia itu “hinggap” di hati kita, namun kita tak pernah memperdulikannya. Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya.
Sumber:http://mbakmaya.com/kampanyedamaipemiluindonesia2009/2009/05/kisah-kupu-kupu/

Senin, 16 Maret 2009

SMK WIWOROTOMO PURWOKERTO ADAKAN DOA BERSAMA DALAM RANGKA SUKSES UJIAN TH.2009

Jelang UN, SMK Wiworotomo Purwokerto geelar Doa Bersama. Sebanyak 1.300 siswa SMK Wiworotomo Purwokerto menggelar doa bersama di halaman sekolah, Jumat 20/2 pagi kemarin. Acara tersebut digelar untuk memotivasi dan menambah keyakinana siswa guna manghadapi Ujian Nasional (UN) dan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Jawa Tengah.

Doa bersama dipimpin Kyai Imam Mujahid, pengasuh Pondok Pesantren Karangsalam Purwokerto. Kegiatan itu diikuti siswa kelas 1,2, dan 3 serta Karyawan dan para guru SMK Wiworotomo.

Kepala Sekolah SMK Wiworotomo Purwokerto Drs. Susilo Riyantono, M.T. mengatakan, kegiatan tersebut digelar untuk memotifasi para siswa agar biasa sukses dalam UN. “Selain itu, kami juga mengharap dengan doa bersama ini, siswa SMK Wiworotomo yang akan berangkat mengikuti LKS SMK Jateng, yang akan digelar di Magelang 24-28 Februari 2009 mendatang, bisa membawa pulang hasil yang bagus, ” imbuhnya.

Menurut dia, dengan doa bersama menjelang pelaksanaan UN, seluruh siswa diharapkan bisa menghadapi UN dengan baik. ” Tahun lalu, tingkat kelulusan di SMK Wiworotomo mencapai 99,17 persen. Diharapkan tahun ini, tingkat kelulusan bisa mencapai 100 persen”, tandasnya.

Tak hanya, itu keberhasilan SMK Wiworotomo menyapu bersih kejuaraan LKS ditingkat Kabupaten bisa kembali terulang di tingkat Provinsi.” Dalam LKS tingkat kabupaten kami mampu meraih juara 1 lomba Autocad, kelistrikan juara I dan II, lomba pemesinan juara I dan juara harapan lomba otomotif,” jelasnya.

Doa bersama yang digelar mulai pukul 07.00 hingga pukul 09.00 tersebut, selain pembacaan doa juga diberikan siraman rohani agar keyakinan siswa untuk menghadapi UN lebih tinggi. Siraman rohani diberikan oleh Kyai Imam Mujahid.

Terpisah Waka Kurikulum SMK Wiworotomo Purwokerto Sudali menjelaskan, agenda doa bersama menjelang UN merupakan agenda tahunan. ” Dilibatkannya siswa kelas I dan II adalah untuk memotivasi kakak kelasnya agar bisa maksimal dalam mengikuti UN .” tambahnya.

(Telah diterbitkan di Radar Banyumas 21/2)