Kamis, 27 Agustus 2009

SMK Wiworotomo Adakan Workshop Sehari KTSP 2009 Awali Penyusunan Kurikulum Spektrum Baru

PURWOKERTO- Untuk peningkatan kualitas siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), SMK Wiworotomo Purwokerto mengadakan workshop sehari untuk menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Aula sekolah,Kamis (20/8).
Workshop tersebut menghadirkan lima pembicara yang berkompeten dibidangnya masing-masing.Mereka adalah kepala dinas pendidikan Kabupaten Banyumas, kepala seksi
kurikulum dinas pendidikan, para pengusaha dari dunia industri, dan tim pengembang
kurikulum SMK Wiworotomo Purwokerto.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Purwadi Santoso mengatakan bahwa di dalam penyusunan kurikulum KTSP perlu memperhatikan tiga hal. Diantaranya yaitu kualitas SDM,relevansi atau kesesuaian, dan berdaya saing.
"Kualitas, hasil output atau lulusan SMK harus memiliki kemampuan,"katanya. Untuk
memperoleh kualitas pendidikan tersebut pembuatan kurikulum harus menyesuaikan kondisi sekarang.

"Selama ini kurikulum yang digunakan masih menggunakan spektrum tahun 2004 lalu," tambahnya.Padahal dinilai sudah tidak sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP), perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan dunia kerja."spektrum yang baru tahun 2008/2009 ini agar relevan dengan kebutuhan dunia kerja sekarang,"terangnya.
Spektrum yang baru tersebut diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah NOMOR : 251/C/KEP/MN/2008 TENTANG SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN.
"Dengan demikian, SMK mempunyai peluang lebih besar dan sesuai dengan kebutuhan pangsa pasar,"ungkapnya.

Salah satu pemateri workshop,Andreas Wardiyono dari PT Sutanto Arif Chandra Elektronik (Kitani Kabel) menjelaskan untuk memasuki dunia industri selain memiliki kemampuan akademik harus disertai dengan mentalitas diri. "Di dunia kerja dibutuhkan kedisiplinan,"katanya. Setiap karyawan harus memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). "Kegiatan semacam ini adalah hal yang harus dilakukan untuk mengetahui masukan-masukan dari user atau pengguna lulusan SMK,"jelasnya.

Sementara itu sekretaris workshop, Susilo di sela-sela acara mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk menyusun kurikulum serta mendapatkan masukan-masukan dari dunia usaha sehingga lulusan SMK dapat memenuhi kriteria yang dibutuhkan pasar.
"Kurikulum SMK Wiworotomo yang dibuat harus paling tidak memenuhi tiga standar yakni
Normatif, Adaptif, dan Produktif,"katanya.
Pertama, normatif pada dasarnya siswa diajarkan mata pelajaran wajib yaitu agama dan PPKN. Sehingga membentuk sikap mental pelajar yang bebas dari permasalahan melanggar norma-norma sosial masyarakat.
Kedua, adaptif yaitu siswa mempelajari mata pelajaran matematika dan lebih banyak dibekali dengan keterampilan kewirausahaan.
Ketiga, produktif siswa dituntut untuk memiliki kemampuan dari bidang keahlian
masing-masing.Misalnya teknik elektro, otomotif, dan permesinan sesuai yang ditentukan pemerintah.

Mengenai pekerjaan setelah lulus, dia menerangkan di SMK Wiworotomo menyediakan Bursa Kerja Khusus (BKK).Mereka bekerja sama dengan perusahaan yang membutuhkan siswa SMK.

"BKK Wiworotomo setiap tahun ada permintaan 500 siswa dari perusahaan industri untuk
bekerja di tempatnya,"jelasnya. Dari penyebaran angket, lulusan SMK Wiworotomo Purwokerto 90 persen langsung terjun untuk bekerja sedangkan 10 persen ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
"Peserta workshop tersebut terdiri atas para komite sekolah, ketua program keahlian, guru, dan karyawan SMK Wiwirotomo Purwokerto,"pungkasnya.(K35)
(Dimuat di Harian Suara Merdeka)