NAMA SAAT PENDIRIAN : STM PURWOKERTO
NAMA SETELAH PERUBAHAN : STM WIWOROTOMO BERSUBSIDI PURWOKERTO
NAMA SEKARANG : SMK WIWOROTOMO PURWOKERTO
Diawali dari keberadaan Lembaga Pendidikan Teknik Tingkat Menengah (STM) hingga dekade 1958 di Purwokerto belum ada satupun,baik yang diselenggarakan Masyarakat (Swasta) maupun yang diselenggarakan Pemerintah ( Negeri ) ; Sedangkan animo lulusan ST-SMP pada saat itu yang berminat melanjutkan studi ke STM cukup tinggi dan terpaksa harus ke Ibu Kota Propinsi seperti halnya Ke Semarang, Yogyakarta ataupun Bandung.
Dari dasar tersebut untuk menunjang animo Wilayah Banyumas serta atas saran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyumas dan para tokoh masyarakat serta peran Instansi terkait didirikan satu Panitia Pendiri STM Swasta di Purwokerto yang dikenal dengan STM Purwokerto, dan Panitia Pendiri bertindak sebagai Badan Penyelenggara Sekolah
Pendirian Sekolah ini segera dilaporkan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia serta dilakukan hubungan teratur dengan harapan agar pada batas waktu tertentu dapat diproses penegeriannya. Tanggapan Pihak Departemen terhadap Sekolah ini cukup baik yang dibuktikan dengan pemberian Bantuan Subsidi terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1961 dengan demikian Sekolah berstatus Bersubsidi sesuai dengan Surat Keputusan Nomor : 68772 /B.II tanggal 20 Desember 1961.
Perkembangan sekolah seutuhnya sangat dirasakan manfaatnya maka dengan bekerja sama dengan Instansi terkait mulai tahun 1965 dapat diusahakan tanah seluas = 1,5 Ha. di Desa Rejasari yang kemudian dibangun Gedung permanen untuk 7 lokal Teori dan 1 lokal Ruang Gambar, 1 ruang Guru dan 2 ruang Kepala Sekolah dan 2 ruang Kantor Tata Usaha yang pelaksanaan pembangunannya diserahkan kepada CV. Haruman Bandung.
Dengan Surat Keputusan No: 402/II/1968 tanggal 26 Februari 1968 sambil menunggu Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah me-Negeri-kan 2 Jurusan pada STM Bersubsidi Purwokerto, yaitu :
v Jurusan Bangunan Gedung dan Bangunan Air - ( Negeri )
v Jurusan Mesin dan Listrik - ( Subsidi )
Masing-masing dipimpin oleh Kepala Sekolah sendiri – sendiri
Dengan pertimbangan bahwa Jurusan Mesin dan Listrik Fasilitas Praktik-nya belum memenuhi persyaratan STM Negeri - STM Bersubsidi pindah lokasi dari Komplek Jl.Jendral Gatot Soebroto ke Jalan Raya Barat Kalibogor terhitung mulai sejak Tahun Ajaran 1969/1970 dengan sepengetahuan Bupati Kepala Daerah Tk.II Kab. Banyumas.
Pada Tahun 1976 STM Negeri pindah lokasi ke Jl. Jendral Gatot Soebroto sedangkan STM Subsidi tetap menggunakan lokasi di Jl. Jendral Soedirman Barat (Raya Barat) Desa Rejasari Kalibogor hingga sekarang dan secara bertahap pembangunan diteruskan oleh BP-3 STM Subsidi dan diteruskan oleh Yayasan Penyelenggara Sekolah.
Pada Tahun 1977 sesuai dengan Petunjuk Dirjen PDM Depdikbud RI di Jakarta, maka Sekolah diberi Pengenal ” Wiworotomo ” dengan Surat Keputusan No. : 55100/D.77 tanggal: 4-10-1977 dengan berbagai pertimbangan maka Jurusan yang ada ditambah dan dilengkapi atas dasar studi kelayakan pada kriteria pembukaan Program Studi / Jurusan Baru pada Dirjen Dikdasmen Depdikbud Jakarta, maka dibukalah Jurusan Bangunan Gedung /Bangunan Air terhitung Tahun Ajaran 1976/1977 ; namun demikian dengan adanya perubahan dan tuntutan Kurikulum maka pada Tahun Ajaran 1985/1986 khusus Jurusan Bangunan Air ditutup dengan pertimbangan tertentu. Masyarakat lebih mengenal dengan nama SMK Wiber ( Wiworotomo Bersubsidi). Pada tahun Pelajaran 1998 / 1999 dibuka program keahlian baru Teknik Mekanik Otomotif, dan pada tahun 2005 / 2006 Program Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan animo pendaftar kurang sehingga sampai tahun pelajaran 2008 / 2009 ada tiga program Keahlian yaitu 1. Teknik Pemanfaatna Tenaga Listrik (8 kelas), 2. Teknik Pemesinan (11 kelas0 dan 3. Teknik Mekanik Otomotif (13 kelas), total 33 kelas dengan jumlah siswa 1312.
PERUBAHAN STATUS :
1. Pada Tahun Ajaran 1995-1996
Status Sekolah Diakui dibawah Nomor Data Sekolah (NDS) C. 37034301
dengan Klas maksimum = 27 Kelas
2. Pada Tahun Ajaran 2001-2002
Status Sekolah Diakui dibawah Nomor Data Sekolah (NDS) 4203360001 No.37/C/Kep. MN/96 dengan Klas maksimum = 28 Kelas
3. Pada Tahun Diklat 2002-2003
Status Sekolah Disamakan Dengan Surat Keputusan No. 890/0735/2002 Tgl.11-2-2002 dibawah Nomor Data Sekolah (NDS) 4203360001 No.37/C/Kep.MN/96 dengan Klas maksimum = 27 Kelas
4. Pada Tahun Diklat 2003-2004
Penilaian Kinerja Sekolah “ Amat Memuaskan “ dari Hasil Monitoring & Evaluasi dari Tim ME Kanwil Dinas Pendidikan sesuai Surat Keputusan No. 420/04180 Tgl.26-5-2002 dibawah Nomor Data Sekolah (NDS) 4203360001 dengan Klas maksimum = 28 Kelas.
5. Pada Tahun Pelajaran 2006-2007
Pada tanggal 05 Januari 2007 Badan Akreditasi Sekolah menetapkan :
a. Jurusan Teknik Instalasi Listrik terakreditasi “A” dengan nilai 86,30 (Amat Baik)
b. Jurusan Teknik Mekanik Otomotif terakreditasi “A” dengan nilai 85,68 (Amat Baik)
c. Jurusan Teknik Mekanik Pemesinan terakreditasi “A” dengan nilai 87,50 (Amat Baik)
Sekilas perjalanan sejarah secara singkat dapat disajikan sekolah hingga saat ini semoga dapat bermasnfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Selasa, 25 November 2008
Kamis, 16 Oktober 2008
The Importance of Information Technology for Student.
Good morning ladies and gentlemen,
Thanks to our god for giving us healthy.
Ok, my name is Bramanti Nadya Kausara, I am from Sokanegara I elementary school Purwokerto.
I would tell you about The Importance of Information Technology for Student.
The government have decided 2015 as millennium development goals era or we call it globalization era, following the increase the quality of human resource in many field. In educational field it should be create good quality generation. So the introduction of knowledge and technology are given to the elementary students.
Internet is one source that can help student to know the knowledge and technology. It is a connection system inters the computer network which is widely open. This system can help student to get a lot of information about everything. One of the examples is the students can get supplement material for school from the internet and the student also can collect data and information that base on the school task.
Beside internet makes communication easily and quickly. Internet also can rise up student’s performance in school. Knowledge which is get from the internet can be maximizing the potential of student, so they can be a good generation.
I think that’s all from me and I hope it will give us some advantages
If there is a mistake please for give me, thanks’ for your attention.
Good bye.
Bramanti Nadya Kausara
Kelas 4 SD
Teks Lomba Pidato Bahasa Inggris Tingkat SD di SMPN 2 Purwokerto
Thanks to our god for giving us healthy.
Ok, my name is Bramanti Nadya Kausara, I am from Sokanegara I elementary school Purwokerto.
I would tell you about The Importance of Information Technology for Student.
The government have decided 2015 as millennium development goals era or we call it globalization era, following the increase the quality of human resource in many field. In educational field it should be create good quality generation. So the introduction of knowledge and technology are given to the elementary students.
Internet is one source that can help student to know the knowledge and technology. It is a connection system inters the computer network which is widely open. This system can help student to get a lot of information about everything. One of the examples is the students can get supplement material for school from the internet and the student also can collect data and information that base on the school task.
Beside internet makes communication easily and quickly. Internet also can rise up student’s performance in school. Knowledge which is get from the internet can be maximizing the potential of student, so they can be a good generation.
I think that’s all from me and I hope it will give us some advantages
If there is a mistake please for give me, thanks’ for your attention.
Good bye.
Bramanti Nadya Kausara
Kelas 4 SD
Teks Lomba Pidato Bahasa Inggris Tingkat SD di SMPN 2 Purwokerto
Cerpen: Melihat Cahaya dari Balik Jendela
Adzan dzuhur berkumandang, Wisnu beserta teman-temannya segera mengambil air wudhu dan mengerjakan shalat di masjid Jamiatul Ikhsan di Pondok Pesantren Nur Iman, letak pondok pesantren itu tidaklah jauh dari sekolah Wisnu. Tiga hari kedepan Wisnu dan teman-temannya akan mengikuti serangkaian kegiatan Rohani Islam “rohis” di bulan Ramadhan, dan Wisnu menjadi ketua rohis untuk kegiatan kali ini.
Setelah selesai shalat berjamaah dengan para santri pondok pasantren yang jumlahnya berkisar 400 santri, Wisnu dan teman-temannya segera masuk ruang pertemuan untuk mengikuti ceramah yang akan disampaikan Abu Faiz, pengasuh pondok pesantren. Abu Faiz akan berceramah tentang Zakat. Sebelum menyampaikan materi, Abu Faiz tiba-tiba meminta pada para peserta untuk mendoakan 21 korban insiden pembagian zakat di Pasuruan, Jawa Timur. Semua peserta pun larut dalam doa. Terlihat jelas gambar kesedihan di wajah mereka. Tidak luput, airmata Wisnu pun luruh dan bergulir membasahi wajahnya sebelum jatuh di pangkuan. Wisnu merasakan kesedihan yang menyesakan dadanya, kesedihan yang telah lama dikenalnya, kesedihan yang telah lama ditinggalkannya, tapi tiba-tiba hadir kembali.
Airmata Wisnu semakin mengalir deras tatkala ia melihat rekaman video insiden pembagian zakat di pasuruan yang ditayangkan panita lewat sebuah proyektor. Wisnu tidak kuasa melihat kejadian mengenaskan itu. Kesedihan yang akut semakin jadi mengobrak-abrik jiwa Wisnu.
“Semestinya semua itu tidak terjadi,” kata hati Wisnu yang semakin tersayat, ketika menyaksikan sekelompok ibu-ibu dan nenek-nenek yang kehabisan nafas di antara ribuan orang yang mengantri pembagian zakat dari seorang saudagar kaya, H. Syaikon.
Perasaan Wisnu semakin tidak menentu, nuraninya ingin sekali memarahi saudagar kaya itu. Saudagar kaya yang menurut Wisnu sombong, sepertinya berzakat adalah cara untuk menunjukkan kekayaannya pada orang lain, sebab jika ia mempercayakan zakatnya Basiz pastilah tidak akan ada nyawa yang melayang.
“Sungguh tidak manusiawi, 21 nyawa melayang demi uang sebesar 20 ribu. Apakah Tuhan akan menerima amal zakat seperti ini?” tanya hati Wisnu.
“Wis, kenapa kau tampak begitu sedih?” tanya Amin, sahabat dekatnya, yang duduk disampingnya, Wisnu pun tersentak kaget dari lamunannya.
“Karena aku tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling kita sayangi, kehilangan yang disebabkan oleh sikap sombong orang yang sok dermawan, kehilangan dari peristiwa yang seharusnya tidak sampai merenggut nyawa” jawab Wisnu terbata-bata sambil mengusap airmata yang terus membasahi wajahnya.
Amin terdiam. Amin tidak punya keberaniaan untuk memberikan pertanyaan kepada wisnu. Amin merasakan kesedihan dan penderitaan yang tengah berkecamuk di dada sahabatnya, penderitaan dan kesedihan yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang tengah mengalaminya. Amin tahu pasti apa yang ada dalam benak sahabat dekatnya itu: Wisnu pasti teringat ibunya yang telah meninggalkannya saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia membiarkan sahabatnya menangis, menumpahkan semua kesedihan dengan airmata, karena airmata adalah bahasa kesedihan manusia yang paling purba.
Tidak lama setelah pemutaran insiden pembagian zakat yang mengenaskan tersebut. Abu Faiz memberikan uraian tentang; makna dan prosedur pembagiaan zakat yang disukai Allah. Penjelasan Abu Faiz sangat menarik, sehingga para peserta pun antusias mendengarkannya. Semua peserta seperti terhipnotis; Abu Faiz sungguh ustadz yang luar biasa.
Tapi, di antara para peserta yang konsentrasi menyimak penjelasan Abu Faiz, Wisnu adalah peserta yang sudah kehilangan konsentrasi. Kesedihan Wisnu membuatnya kehilangan keseimbang, seolah-olah ia sedang hidup di masa lalu, masa yang telah dilalui dengan berat karena ia telah kehilangan ibunya.
Wisnu tersentak kaget ketika ceramah Abu Faiz selelesai dan acara dilanjutkan dengan tanya jawab.
“Astafirullah,” Wisnu bergumam, insaf atas kelalaiannya membiarkan pikirannya diseret ke masa lalu, sampai lupa tujuan hakikatya ia mendengarkan ceramah dari Abu Faiz.
Selama sesi tanya jawab berlangsung, para peserta antusias mengajukan berbagai pertanyaan seputar zakat. Sampai tidak terasa adzan asar berkumandang, tanda acara ceramah dari Abu Faiz ini berakhir. Para peserta pun meninggalkan ruang pertemuan. Mereka mengambil airwudu dan bergabung dengan para jamaah lain untuk shalat.
Selama berada di tengah para santri pondok pesantren Nur Iman, Wisnu dan teman-temannya merasakan kebersamaan yang begitu akrab, sekalipun di anatar mereka baru saling mengenal. Sungguh indah Islam itu, kebersamaan terasa keindahan hakikinya bila diikat oleh keimanan. Inilah bukti bahwa persaudaraan hakiki manusia adalah persaudaraan yang dilandasi pada agama: Islam.
Dalam khusuknya shalat, tiba-tiba Wisnu kembali menitikkan airmata. Ia kembali teringat pada ibunya yang telah bertahun-tahun lamanya meninggalkannya. Di setiap gerak shalat, Wisnu seakan melihat bayangan ibunya berjalan di hadapnnya; ibuny berjalan tenang dengan dihiasi cahaya yang sangat indah. Wisnu tersentak kaget ketika bayangan ibunya seakan-akan menyebut-nyebut namanya, “Winsu anakku tercinta.”
Namun demikian, Wisnu berusaha tetap menjaga shalatnya untuk tetap khusyu, meskipun sesungguhnya hatinya benar-benar ingin menangakap bayangan ibunya. Betapa Wisnu menginginkan ibunya kembali untuk membimbing dan memberi kasih sayang. Wisnu ingin ibunya menunjukkan jalan yang bisa mengantarkannya pada kebenaran di dunia yang fana ini.
“Ya, Allah, maafkanlah aku bila shalatku kali ini tidak benar-benar khusyu. Aku benar-benar sangat merindukan ibuku. Aku kirimkan doa dan fatiha untuknya, semoga Engkau selalu melindungi ibuku,” doa Wisnu saat shalatnya selesai.
.....
Malam harinya; pukul 23.00, setelah selesai melakukan rangkaian ibadah ramadhan, para peserta dipersilahkan untuk beristirahat di kamar masing-masing. Segera Wisnu dan amin masuk kamar berukuran 3 X 3 meter yang sangat sederhana namun rapi. Di dindingnya terdapat kaligrafi lafadz bismillah dan ayat kursi, serta rak buku yang dipenuhi dengan kitab-kitab.
Mendapati bantal dan kasur lantai Amin langsung tertidur pulas, sedangkan Wisnu tidak bisa memejamkan mata. Wisnu masih dihantui oleh bayangan ibunya.
Malam semakin larut sehingga cahaya bulan semakin memudar dan gelap pun menyebarkan jalanya di setiap sudut bumi, dan gelapnya malam semakin menambah kegelapan ruang hati Wisnu. Wisnu merasa semakin diteror oleh kegelisahan-kegelisahannya. Wisnu berusaha memejamkan matanya, tapi tetap tidak bisa, meskipun doa-doa sudah dipanjatkan.
Setelah bayangan ibunya mengobrak-abrik jiwanya, kini Wisnu tiba-tiba teringat dengan bapaknya. Sampai sebesar ini Wisnu belum pernah bertemu dengan bapaknya, meskipun kata pamannya, orang yang mengasuh dan membesarkannya, bapaknya masih hidup dan pergi meninggalkannya saat ibunya mengandung dirinya. Tapi, Wisnu tidak ambil peduli dengan keberadaann bapaknya, sepanjang hidup Wisnu justru yang paling dirindukannya adalah ibunya. Ibu yang telah mengandunganya selama sembilan bulan dan memberikan kasih sayang yang luar biasa.
Tapi yang selalu menyesakkan hati Wisnu adalah kenapa ibunya harus meninggal dari sebuah peristiwa yang sederhana, peristiwa yang seharusnya tidak membuat ibunya meninggalkanya untuk selama-lamanya.
Karena kondisi yang terlalu capek, Wisnu pun akhirnya terlelap tidur. Dalam tidur yang penuh kegelisahan itu, Wisnu bermimpi; ibunya datang mememuinya sambil menahan isak-tangis. Ibu Wisnu membisikkan nasihat padanya sembari membelai buah hatinya.
“Wahai anakku, jangan karena ibu telah tiada kau menjadi anak nakal. Ibu slalu ada dihatimu untuk menjagamu. Jadilah anak yang berbakti.”
Wisnu tersentak kaget dan bangun dari tidurnya yang sebentar itu. Dua sudut mata Wisnu pun mengalir air bening, Wisnu merasakan benar kehadiran ibunya yang seakan sedang memeluknya dari belakang, Wisnu bahkan masih terngiang apa yang telah dibisikkan ibunya.
Jarum jam menunjukkkan pukul tiga malam, Wisnu segera bangun dan keluar dari kamarnya. Wisnu berjalan pelan menuju masjid untuk shalat tahajjud. Saat berada di halaman masjid yang begitu luas, Wisnu menghentikan langkahnya dan diam mematung, dipandanginya setiap penjuru halaman depan masjid yang begitu luas. Wisnu tersentak kaget ketika ia seperti merasakan kejadian tragis yang pernah dialaminya; Wisnu yang masih anak-anak melihat ibunya terjatuh dan terinjak-injak saat ngantri dalam pembagian zakat di desanya, di halaman masjid seperti inilah Wisnu terakhir melihat wajah ibunya.
Wisnu pun menangis sejadi-jadinya, tubuhnya bergetar merasakan penderitaan yang sangat berat. Tapi, tiba-tiba Wisnu merasa seperti tubuhnya ada yang memeluknya. Wisnu tersentak kaget karena kehangatan pelukan yang sedang dirasakannya sama seperti pelukan ibunya di masa lalu.
“Bu...” Wisnu memanggil lirih dengan diiringi butiran-butiran airmatanya yang beguguran dari kelopak matanya.
Wisnu sekarang mendapatkan kenyataan yang tidak pernah dipahami bahwa ternyata ia tidak pernah kehilangan ibunya, sekalipun ibunya telah tiada. Wisnu yakin bahwa Ibunya slalu berada dihatinya untuk menjaganya dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Wisnu pun teringat dengan hidupnya yang telah banyak menyia-nyiakan waktu hanya untuk memikirkan kemalangannya dan membuatnya menjadi anak nakal. Saat ini Wisnu telah menyadari kenakalannya yang terdahulu, di mana waktu dulu ia tidak dapat menghargai waktu. Waktunya selalu diisi hanya untuk mengembangkan kenakalan yang membuatnya tidak berharga. Sekarang Wisnu sadar jika ia tidak bisa menghargai waktu, maka waktu juga dapat membuat manusia menjadi tidak berharga.
“Alhamdulillah ya Allah… Engkau memberikan kesempatan untuk memanfaatkan waktuku di pesantren ini.”
Wisnu kembali melangkah menuju masjid dengan terus merasakan kehangatan pelukan dan kasih sayang ibunya yang telah tiada.
.....
KARYA : Ari Sudarsono (3mp1-2008)
SMK WIWOROTOMO PURWOKERTO
Juara I Lomba Cerpen Islami antar Siswa SMU/MA/SMK se-eks Karesidenan Banyumas
Setelah selesai shalat berjamaah dengan para santri pondok pasantren yang jumlahnya berkisar 400 santri, Wisnu dan teman-temannya segera masuk ruang pertemuan untuk mengikuti ceramah yang akan disampaikan Abu Faiz, pengasuh pondok pesantren. Abu Faiz akan berceramah tentang Zakat. Sebelum menyampaikan materi, Abu Faiz tiba-tiba meminta pada para peserta untuk mendoakan 21 korban insiden pembagian zakat di Pasuruan, Jawa Timur. Semua peserta pun larut dalam doa. Terlihat jelas gambar kesedihan di wajah mereka. Tidak luput, airmata Wisnu pun luruh dan bergulir membasahi wajahnya sebelum jatuh di pangkuan. Wisnu merasakan kesedihan yang menyesakan dadanya, kesedihan yang telah lama dikenalnya, kesedihan yang telah lama ditinggalkannya, tapi tiba-tiba hadir kembali.
Airmata Wisnu semakin mengalir deras tatkala ia melihat rekaman video insiden pembagian zakat di pasuruan yang ditayangkan panita lewat sebuah proyektor. Wisnu tidak kuasa melihat kejadian mengenaskan itu. Kesedihan yang akut semakin jadi mengobrak-abrik jiwa Wisnu.
“Semestinya semua itu tidak terjadi,” kata hati Wisnu yang semakin tersayat, ketika menyaksikan sekelompok ibu-ibu dan nenek-nenek yang kehabisan nafas di antara ribuan orang yang mengantri pembagian zakat dari seorang saudagar kaya, H. Syaikon.
Perasaan Wisnu semakin tidak menentu, nuraninya ingin sekali memarahi saudagar kaya itu. Saudagar kaya yang menurut Wisnu sombong, sepertinya berzakat adalah cara untuk menunjukkan kekayaannya pada orang lain, sebab jika ia mempercayakan zakatnya Basiz pastilah tidak akan ada nyawa yang melayang.
“Sungguh tidak manusiawi, 21 nyawa melayang demi uang sebesar 20 ribu. Apakah Tuhan akan menerima amal zakat seperti ini?” tanya hati Wisnu.
“Wis, kenapa kau tampak begitu sedih?” tanya Amin, sahabat dekatnya, yang duduk disampingnya, Wisnu pun tersentak kaget dari lamunannya.
“Karena aku tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling kita sayangi, kehilangan yang disebabkan oleh sikap sombong orang yang sok dermawan, kehilangan dari peristiwa yang seharusnya tidak sampai merenggut nyawa” jawab Wisnu terbata-bata sambil mengusap airmata yang terus membasahi wajahnya.
Amin terdiam. Amin tidak punya keberaniaan untuk memberikan pertanyaan kepada wisnu. Amin merasakan kesedihan dan penderitaan yang tengah berkecamuk di dada sahabatnya, penderitaan dan kesedihan yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang tengah mengalaminya. Amin tahu pasti apa yang ada dalam benak sahabat dekatnya itu: Wisnu pasti teringat ibunya yang telah meninggalkannya saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia membiarkan sahabatnya menangis, menumpahkan semua kesedihan dengan airmata, karena airmata adalah bahasa kesedihan manusia yang paling purba.
Tidak lama setelah pemutaran insiden pembagian zakat yang mengenaskan tersebut. Abu Faiz memberikan uraian tentang; makna dan prosedur pembagiaan zakat yang disukai Allah. Penjelasan Abu Faiz sangat menarik, sehingga para peserta pun antusias mendengarkannya. Semua peserta seperti terhipnotis; Abu Faiz sungguh ustadz yang luar biasa.
Tapi, di antara para peserta yang konsentrasi menyimak penjelasan Abu Faiz, Wisnu adalah peserta yang sudah kehilangan konsentrasi. Kesedihan Wisnu membuatnya kehilangan keseimbang, seolah-olah ia sedang hidup di masa lalu, masa yang telah dilalui dengan berat karena ia telah kehilangan ibunya.
Wisnu tersentak kaget ketika ceramah Abu Faiz selelesai dan acara dilanjutkan dengan tanya jawab.
“Astafirullah,” Wisnu bergumam, insaf atas kelalaiannya membiarkan pikirannya diseret ke masa lalu, sampai lupa tujuan hakikatya ia mendengarkan ceramah dari Abu Faiz.
Selama sesi tanya jawab berlangsung, para peserta antusias mengajukan berbagai pertanyaan seputar zakat. Sampai tidak terasa adzan asar berkumandang, tanda acara ceramah dari Abu Faiz ini berakhir. Para peserta pun meninggalkan ruang pertemuan. Mereka mengambil airwudu dan bergabung dengan para jamaah lain untuk shalat.
Selama berada di tengah para santri pondok pesantren Nur Iman, Wisnu dan teman-temannya merasakan kebersamaan yang begitu akrab, sekalipun di anatar mereka baru saling mengenal. Sungguh indah Islam itu, kebersamaan terasa keindahan hakikinya bila diikat oleh keimanan. Inilah bukti bahwa persaudaraan hakiki manusia adalah persaudaraan yang dilandasi pada agama: Islam.
Dalam khusuknya shalat, tiba-tiba Wisnu kembali menitikkan airmata. Ia kembali teringat pada ibunya yang telah bertahun-tahun lamanya meninggalkannya. Di setiap gerak shalat, Wisnu seakan melihat bayangan ibunya berjalan di hadapnnya; ibuny berjalan tenang dengan dihiasi cahaya yang sangat indah. Wisnu tersentak kaget ketika bayangan ibunya seakan-akan menyebut-nyebut namanya, “Winsu anakku tercinta.”
Namun demikian, Wisnu berusaha tetap menjaga shalatnya untuk tetap khusyu, meskipun sesungguhnya hatinya benar-benar ingin menangakap bayangan ibunya. Betapa Wisnu menginginkan ibunya kembali untuk membimbing dan memberi kasih sayang. Wisnu ingin ibunya menunjukkan jalan yang bisa mengantarkannya pada kebenaran di dunia yang fana ini.
“Ya, Allah, maafkanlah aku bila shalatku kali ini tidak benar-benar khusyu. Aku benar-benar sangat merindukan ibuku. Aku kirimkan doa dan fatiha untuknya, semoga Engkau selalu melindungi ibuku,” doa Wisnu saat shalatnya selesai.
.....
Malam harinya; pukul 23.00, setelah selesai melakukan rangkaian ibadah ramadhan, para peserta dipersilahkan untuk beristirahat di kamar masing-masing. Segera Wisnu dan amin masuk kamar berukuran 3 X 3 meter yang sangat sederhana namun rapi. Di dindingnya terdapat kaligrafi lafadz bismillah dan ayat kursi, serta rak buku yang dipenuhi dengan kitab-kitab.
Mendapati bantal dan kasur lantai Amin langsung tertidur pulas, sedangkan Wisnu tidak bisa memejamkan mata. Wisnu masih dihantui oleh bayangan ibunya.
Malam semakin larut sehingga cahaya bulan semakin memudar dan gelap pun menyebarkan jalanya di setiap sudut bumi, dan gelapnya malam semakin menambah kegelapan ruang hati Wisnu. Wisnu merasa semakin diteror oleh kegelisahan-kegelisahannya. Wisnu berusaha memejamkan matanya, tapi tetap tidak bisa, meskipun doa-doa sudah dipanjatkan.
Setelah bayangan ibunya mengobrak-abrik jiwanya, kini Wisnu tiba-tiba teringat dengan bapaknya. Sampai sebesar ini Wisnu belum pernah bertemu dengan bapaknya, meskipun kata pamannya, orang yang mengasuh dan membesarkannya, bapaknya masih hidup dan pergi meninggalkannya saat ibunya mengandung dirinya. Tapi, Wisnu tidak ambil peduli dengan keberadaann bapaknya, sepanjang hidup Wisnu justru yang paling dirindukannya adalah ibunya. Ibu yang telah mengandunganya selama sembilan bulan dan memberikan kasih sayang yang luar biasa.
Tapi yang selalu menyesakkan hati Wisnu adalah kenapa ibunya harus meninggal dari sebuah peristiwa yang sederhana, peristiwa yang seharusnya tidak membuat ibunya meninggalkanya untuk selama-lamanya.
Karena kondisi yang terlalu capek, Wisnu pun akhirnya terlelap tidur. Dalam tidur yang penuh kegelisahan itu, Wisnu bermimpi; ibunya datang mememuinya sambil menahan isak-tangis. Ibu Wisnu membisikkan nasihat padanya sembari membelai buah hatinya.
“Wahai anakku, jangan karena ibu telah tiada kau menjadi anak nakal. Ibu slalu ada dihatimu untuk menjagamu. Jadilah anak yang berbakti.”
Wisnu tersentak kaget dan bangun dari tidurnya yang sebentar itu. Dua sudut mata Wisnu pun mengalir air bening, Wisnu merasakan benar kehadiran ibunya yang seakan sedang memeluknya dari belakang, Wisnu bahkan masih terngiang apa yang telah dibisikkan ibunya.
Jarum jam menunjukkkan pukul tiga malam, Wisnu segera bangun dan keluar dari kamarnya. Wisnu berjalan pelan menuju masjid untuk shalat tahajjud. Saat berada di halaman masjid yang begitu luas, Wisnu menghentikan langkahnya dan diam mematung, dipandanginya setiap penjuru halaman depan masjid yang begitu luas. Wisnu tersentak kaget ketika ia seperti merasakan kejadian tragis yang pernah dialaminya; Wisnu yang masih anak-anak melihat ibunya terjatuh dan terinjak-injak saat ngantri dalam pembagian zakat di desanya, di halaman masjid seperti inilah Wisnu terakhir melihat wajah ibunya.
Wisnu pun menangis sejadi-jadinya, tubuhnya bergetar merasakan penderitaan yang sangat berat. Tapi, tiba-tiba Wisnu merasa seperti tubuhnya ada yang memeluknya. Wisnu tersentak kaget karena kehangatan pelukan yang sedang dirasakannya sama seperti pelukan ibunya di masa lalu.
“Bu...” Wisnu memanggil lirih dengan diiringi butiran-butiran airmatanya yang beguguran dari kelopak matanya.
Wisnu sekarang mendapatkan kenyataan yang tidak pernah dipahami bahwa ternyata ia tidak pernah kehilangan ibunya, sekalipun ibunya telah tiada. Wisnu yakin bahwa Ibunya slalu berada dihatinya untuk menjaganya dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Wisnu pun teringat dengan hidupnya yang telah banyak menyia-nyiakan waktu hanya untuk memikirkan kemalangannya dan membuatnya menjadi anak nakal. Saat ini Wisnu telah menyadari kenakalannya yang terdahulu, di mana waktu dulu ia tidak dapat menghargai waktu. Waktunya selalu diisi hanya untuk mengembangkan kenakalan yang membuatnya tidak berharga. Sekarang Wisnu sadar jika ia tidak bisa menghargai waktu, maka waktu juga dapat membuat manusia menjadi tidak berharga.
“Alhamdulillah ya Allah… Engkau memberikan kesempatan untuk memanfaatkan waktuku di pesantren ini.”
Wisnu kembali melangkah menuju masjid dengan terus merasakan kehangatan pelukan dan kasih sayang ibunya yang telah tiada.
.....
KARYA : Ari Sudarsono (3mp1-2008)
SMK WIWOROTOMO PURWOKERTO
Juara I Lomba Cerpen Islami antar Siswa SMU/MA/SMK se-eks Karesidenan Banyumas
Kamis, 28 Agustus 2008
Kegiatan Perayaan HUT Emas SMK Wiworotomo
PURWOKERTO-Hari ini rangkaian kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Emas SMK Wiworotomo dimulai. Hingga puncak acara pada Senin (1/9) mendatang, tepat di HUT yang ke-50 SMK Wiworotomo, akan diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan untuk merayakan ulang tahun emas ini.
Pada hari Kamis/Jumat 28-29 Agustus, diadakan pertandingan futsal dan tenis meja serta pembuatan SIM bagi siswa dengan bekerja dengan pihak polisi lalu lintas (polantas). "Untuk pemenang lomba futsal dan tenis meja disediakan hadiah bagi pemenang juara I, II dan III. Untuk hadiah Juara I uang senilai Rp 750 ribu, Juara II Rp 500 ribu, dan Juara III Rp 250 ribu. Sedangkan program pembuatan SIM dilakukan sebagai bentuk perhatian sekolah kepada siswa yang belum memiliki SIM," jelas Susilo selaku Quality Management Representative (QMR) SMK Wiworotomo.
Kemudian esoknya hari Sabtu 30 Agustus akan diadakan Karnaval yang akan diikuti oleh 12 peleton siswa jurusan teknik mesin, 13 peleton siswa teknik otomotif, dan 7 peleton siswa teknik listrik yang didampingi oleh para guru.
"Dalam karnaval yang bernama Show of Force ini, siswa akan mengenakan beberapa seragam sekolah, diantaranya seragam osis, pramuka, olah raga, serta seragam praktik jurusan. Dan untuk barisan paling depan diisi oleh pasukan pengibar bendera dan panji-panji SMK Wiwrotomo," ujar Susilo Aji.
Mengenai rute yang akan dilewati, Susilo menjelaskan, karnaval akan dimulai pada pukul 08.00 WIB yang akan dilepas langsung oleh ketua Yayasan. Sedangkan rute yang akan dilewati. Yakni start di SMK Wiworotomo kemudian melewati Jalan Jenderal Soedirman - Jalan Stasiun - Jalan Pemuda - Jalan Bank - Jalan Jenderal Soedirman dan Finish di SMK Wiworotomo. "Setelah selesai karnaval, siswa akan dibagikan nasi kuning sebanyak 1500 bungkus yang telah dipersiapkan sekolah," ujar Susilo.
Sementara tepat tanggal 1 September akan dilaksanakan upacara untuk memperingati HUT Emas SMK Wiwrotomo yang diikuti seluruh siswa dan guru pengajar. "Pada hari ini pihak sekolah juga mengundang para kepala sekolah yang pernah memimpin SMK Wiworotomo ini,juga guru dan karyawan yang telah purna tugas, karena mereka telah berjasa ikut membesarkan nama sekolah," ujar Susilo.
Susilo mengungkapkan, sebagai bentuk penghargaan terhadap kemajuan dan prestasi yang telah dicapai SMK Wiworoto, pihak Yayasan memberikan bantuan pengembangan sarana dan prasarana dalam bentuk pembangunan gedung untuk ruang kelas dan kantor senilai Rp 3,5 Milyar.
Beberapa prestasi yang telah dicapai SMK Wiworotomo antara lain dengan angka kelulusan pada ujian nasional yang mencapai 99,17%. Dengan peringkat I nilai rata-rata tertinggi se Kabupten Banyumas untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan peringkat III untuk mata pelajaran Matematika.
SMK Wiworotomo yang memiliki visi Unggul dalam Ilmu, Santun dalam Perilaku, Istiqomah dalam Ibadah ini telah mempunyai akreditasi A sebagai sekolah standar nasional, juga menerapkan sistem manajemem mutu ISO 9001-2000.
(dimuat di halaman 4 Radar Banyumas,29 Agustus 2009)
Pada hari Kamis/Jumat 28-29 Agustus, diadakan pertandingan futsal dan tenis meja serta pembuatan SIM bagi siswa dengan bekerja dengan pihak polisi lalu lintas (polantas). "Untuk pemenang lomba futsal dan tenis meja disediakan hadiah bagi pemenang juara I, II dan III. Untuk hadiah Juara I uang senilai Rp 750 ribu, Juara II Rp 500 ribu, dan Juara III Rp 250 ribu. Sedangkan program pembuatan SIM dilakukan sebagai bentuk perhatian sekolah kepada siswa yang belum memiliki SIM," jelas Susilo selaku Quality Management Representative (QMR) SMK Wiworotomo.
Kemudian esoknya hari Sabtu 30 Agustus akan diadakan Karnaval yang akan diikuti oleh 12 peleton siswa jurusan teknik mesin, 13 peleton siswa teknik otomotif, dan 7 peleton siswa teknik listrik yang didampingi oleh para guru.
"Dalam karnaval yang bernama Show of Force ini, siswa akan mengenakan beberapa seragam sekolah, diantaranya seragam osis, pramuka, olah raga, serta seragam praktik jurusan. Dan untuk barisan paling depan diisi oleh pasukan pengibar bendera dan panji-panji SMK Wiwrotomo," ujar Susilo Aji.
Mengenai rute yang akan dilewati, Susilo menjelaskan, karnaval akan dimulai pada pukul 08.00 WIB yang akan dilepas langsung oleh ketua Yayasan. Sedangkan rute yang akan dilewati. Yakni start di SMK Wiworotomo kemudian melewati Jalan Jenderal Soedirman - Jalan Stasiun - Jalan Pemuda - Jalan Bank - Jalan Jenderal Soedirman dan Finish di SMK Wiworotomo. "Setelah selesai karnaval, siswa akan dibagikan nasi kuning sebanyak 1500 bungkus yang telah dipersiapkan sekolah," ujar Susilo.
Sementara tepat tanggal 1 September akan dilaksanakan upacara untuk memperingati HUT Emas SMK Wiwrotomo yang diikuti seluruh siswa dan guru pengajar. "Pada hari ini pihak sekolah juga mengundang para kepala sekolah yang pernah memimpin SMK Wiworotomo ini,juga guru dan karyawan yang telah purna tugas, karena mereka telah berjasa ikut membesarkan nama sekolah," ujar Susilo.
Susilo mengungkapkan, sebagai bentuk penghargaan terhadap kemajuan dan prestasi yang telah dicapai SMK Wiworoto, pihak Yayasan memberikan bantuan pengembangan sarana dan prasarana dalam bentuk pembangunan gedung untuk ruang kelas dan kantor senilai Rp 3,5 Milyar.
Beberapa prestasi yang telah dicapai SMK Wiworotomo antara lain dengan angka kelulusan pada ujian nasional yang mencapai 99,17%. Dengan peringkat I nilai rata-rata tertinggi se Kabupten Banyumas untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan peringkat III untuk mata pelajaran Matematika.
SMK Wiworotomo yang memiliki visi Unggul dalam Ilmu, Santun dalam Perilaku, Istiqomah dalam Ibadah ini telah mempunyai akreditasi A sebagai sekolah standar nasional, juga menerapkan sistem manajemem mutu ISO 9001-2000.
(dimuat di halaman 4 Radar Banyumas,29 Agustus 2009)
Kamis, 17 Juli 2008
Jumat, 04 Juli 2008
TANDA TANGAN DAN CAP TIGA JARI
Para siswa yang mau tanda tangan ijazah dan cap tiga jari harap datang ke sekolah hari Senin, 7 Juli 2008 jam 08.00.
Mohon informasi ini disebarluaskan!!!
Mohon informasi ini disebarluaskan!!!
Sabtu, 14 Juni 2008
KELULUSAN SMK WIWOROTOMO 99,17%
Selamat, selamat, sekali lagi selamat kepada siswa-siswa atas perjuangan kalian selama ini.
Pengumuman kelulusan yang ditunggu-tunggu adalah puncak dari serentetan kegiatan Ujian Nasional, meskipun bisa jadi bukan segala-galanya namun setidaknya bisa melegakan.
Syukur alhamdulillah SMK Wiworotomo telah berhasil mengantarkan siswa-siswa mencapai kelulusan 99,17% pada tahun ini. Akan tetapi dengan penuh penyesalan sekolah belum bisa mengantarkan siswa secara keseluruhan.
Kita semua yakin bahwa hasil yang harus diterima oleh saudara kita yang belum lulus bukanlah akhir dari segala-galanya. masih banyak lagi yang dapat kita perbuat.
Sekali lagi selamat dan dimohon siswa dapat berkumpul di sekolah hari Kamis, 19 Juni 2008 jam 08.00 untuk menerima informasi lebih lanjut.
Pengumuman kelulusan yang ditunggu-tunggu adalah puncak dari serentetan kegiatan Ujian Nasional, meskipun bisa jadi bukan segala-galanya namun setidaknya bisa melegakan.
Syukur alhamdulillah SMK Wiworotomo telah berhasil mengantarkan siswa-siswa mencapai kelulusan 99,17% pada tahun ini. Akan tetapi dengan penuh penyesalan sekolah belum bisa mengantarkan siswa secara keseluruhan.
Kita semua yakin bahwa hasil yang harus diterima oleh saudara kita yang belum lulus bukanlah akhir dari segala-galanya. masih banyak lagi yang dapat kita perbuat.
Sekali lagi selamat dan dimohon siswa dapat berkumpul di sekolah hari Kamis, 19 Juni 2008 jam 08.00 untuk menerima informasi lebih lanjut.
Jumat, 13 Juni 2008
DAFTAR KELULUSAN UJIAN NASIONAL DAN SEKOLAH SMK WIWOROTOMO TAHUN PELAJARAN 2007/2008
NOMOR | NAMA SISWA | |
URUT | PESERTA | |
1 | 02-243-001-8 | ADITYA BAGUS WIJAYA |
2 | 02-243-002-7 | AFRIZAL MUJIBATUL FARDANI |
3 | 02-243-003-6 | AGENG DWI PRASETYO (tidak lulus) |
4 | 02-243-004-5 | AGUNG NUGROHO DWI MEIYANTO |
5 | 02-243-005-4 | AKBAR JUANDI ROSA |
6 | 02-243-006-3 | AKHMAD MIFTAHUDIN |
7 | 02-243-007-2 | ALIF HIDAYANTO |
8 | 02-243-008-9 | ALIF MUSHOLLI |
9 | 02-243-009-8 | AMANAH MUKHTORIFAH |
10 | 02-243-010-7 | AMIN SURIPTO |
11 | 02-243-011-6 | AMINUDIN |
12 | 02-243-012-5 | ANDI KRISNANTO |
13 | 02-243-013-4 | ANDI KUSNANTO |
14 | 02-243-014-3 | ANGGA AYI SAKTI PRAYOGI |
15 | 02-243-015-2 | ANGGIT MA'RUF |
16 | 02-243-016-9 | ANISAH |
17 | 02-243-017-8 | ARI FEBRIANTO |
18 | 02-243-018-7 | ARIF AGIS SEPTRIAWAN |
19 | 02-243-019-6 | ARIF BAHTIAR |
20 | 02-243-020-5 | ARIF SOFYAN |
21 | 02-243-021-4 | ARIS SETYAWAN |
22 | 02-243-022-3 | ARIYANTO |
23 | 02-243-023-2 | AWAL TUKHFATUL BARKAH |
24 | 02-243-024-9 | BENTO PUTRA FAJAR |
25 | 02-243-025-8 | BRIAN ARI PRADANA |
26 | 02-243-026-7 | CHOLIFAH SEPTO SUSANTO |
27 | 02-243-027-6 | DARYANTO |
28 | 02-243-028-5 | DEDI PRAYITNO |
29 | 02-243-029-4 | DIDA OKTAVIAN SAPUTRA |
30 | 02-243-030-3 | DIDIK PRATOMO |
31 | 02-243-031-2 | DIMAS AJI NUGROHO |
32 | 02-243-032-9 | DIMAS ANGGI SATRYO |
33 | 02-243-033-8 | DONI SETYAWAN |
34 | 02-243-034-7 | DWI AGUS SETIAWAN |
35 | 02-243-035-6 | DWI CANDRA CHRISTIYAN |
36 | 02-243-036-5 | DWI JUNI KURNIAWAN |
37 | 02-243-037-4 | DWI WAHYUAJI |
38 | 02-243-038-3 | EDI SETYAWAN |
39 | 02-243-039-2 | EKO GUSRIANTO |
40 | 02-243-040-9 | EKO SETIYONO |
41 | 02-243-041-8 | ELYAKSIN |
42 | 02-243-042-7 | FARID SUGIATNO |
43 | 02-243-043-6 | FERI GALI |
44 | 02-243-044-5 | FERI LUKMANA |
45 | 02-243-045-4 | FERRY SUWIDIYANTO |
46 | 02-243-046-3 | FIKRI M BALFAS |
47 | 02-243-047-2 | FIRMANSYAH MAULID ABDULLOH |
48 | 02-243-048-9 | GALING DWI LEKSONO |
49 | 02-243-049-8 | HANA PUTRA RAJASA |
50 | 02-243-050-7 | HASTO SETYO NUGROHO |
51 | 02-243-051-6 | HENDRI PURNOMO |
52 | 02-243-052-5 | HERDI FERYANTO |
53 | 02-243-053-4 | HERI KURNIADI |
54 | 02-243-054-3 | HERU ANDRIAWAN |
55 | 02-243-055-2 | ICHWAN ROSIDI |
56 | 02-243-056-9 | IKSANUDIN |
57 | 02-243-057-8 | INTAN MAULANA |
58 | 02-243-058-7 | IQBAL AFANDY |
59 | 02-243-059-6 | IRNA HERAWATININGSIH |
60 | 02-243-060-5 | JAKA SURYADI |
61 | 02-243-061-4 | JOHARI |
62 | 02-243-062-3 | JOKO |
63 | 02-243-063-2 | KHAFRIDIN |
64 | 02-243-064-9 | KHOSIRUN |
65 | 02-243-065-8 | KISWANTO |
66 | 02-243-066-7 | KRISTO ROMADANI |
67 | 02-243-067-6 | KUATNO |
68 | 02-243-068-5 | MUSHANIF |
69 | 02-243-069-4 | NANANG ARDIYANTO |
70 | 02-243-070-3 | NOVA NUR ARIF HIDAYAT |
71 | 02-243-071-2 | NOVARIYANTO ALIT SASONGKO |
72 | 02-243-072-9 | NUGROHO AJI PRIYANTO |
73 | 02-243-073-8 | NUR AZIZ |
74 | 02-243-074-7 | PANDU RAHANDIKA |
75 | 02-243-075-6 | PANUT WAHYU KURNIAWAN |
76 | 02-243-076-5 | PURWOKO |
77 | 02-243-077-4 | RACHMAN SETIAWAN |
78 | 02-243-078-3 | RACHMAT HERMAN FAUZI |
79 | 02-243-079-2 | R. JALU PRABOWO |
80 | 02-243-080-9 | RATNA DEWI |
81 | 02-243-081-8 | RENDI ROHAENDI |
82 | 02-243-082-7 | RETNO CANDRA WIBOWO |
83 | 02-243-083-6 | RIZKI HERI WIBOWO |
84 | 02-243-084-5 | RIZQI NOVALINE NAFI |
85 | 02-243-085-4 | ROCHMAT PRASETYO |
86 | 02-243-086-3 | RUSY MUNAWAR |
87 | 02-243-087-2 | SAKRI NURHAYADIN |
88 | 02-243-088-9 | SANDITIA YUDHA PURBAWASESA |
89 | 02-243-089-8 | SITI MAEMAH |
90 | 02-243-090-7 | SIYAM PRIYANTO |
91 | 02-243-091-6 | SLAMET PRIYONO |
92 | 02-243-092-5 | SOLIH SETIAWAN |
93 | 02-243-093-4 | SUKARNO |
94 | 02-243-094-3 | SYAHRI ROMADHON |
95 | 02-243-095-2 | TANGKAS WIDADI |
96 | 02-243-096-9 | TARUNA ADI PURNAMA |
97 | 02-243-097-8 | TOFIK SUGIANTO |
98 | 02-243-098-7 | TRI PRASETIYO WIDODO |
99 | 02-243-099-6 | TRI RETNO WARDONO |
100 | 02-243-100-5 | TRIADI WHISNU PRABOWO |
101 | 02-243-101-4 | WARYOTO |
102 | 02-243-102-3 | YAHYA SABBAHA AZIZ |
103 | 02-243-103-2 | YUDHA PRADITA |
104 | 02-243-104-9 | YULI TRIYANTO |
105 | 02-243-105-8 | YULIANDANA GAMA TRIANGGA |
106 | 02-243-106-7 | YULIANTO |
107 | 02-243-107-6 | ZENURROHMAN |
108 | 02-243-108-5 | ZULFIKAR ALFAN KAMIL |
109 | 02-243-109-4 | PANCA RAGIL YULIANTO |
110 | 02-243-110-3 | ACH. AMRUL HAQ (tidak lulus) |
111 | 02-243-111-2 | ADE PRIYANTO |
112 | 02-243-112-9 | ADITYA TRIYUNANTO |
113 | 02-243-113-8 | AGUNG PRABOWO |
114 | 02-243-114-7 | AGUS DWI BUDIONO |
115 | 02-243-115-6 | AGUS NUR PRATAMA |
116 | 02-243-116-5 | AGUS SETIYAWAN |
117 | 02-243-117-4 | AHMAD KOMARU ZAMAN |
118 | 02-243-118-3 | AHMAD MAEMUN |
119 | 02-243-119-2 | AJI KURNIA RIANTO |
120 | 02-243-120-9 | AJI SUBAGYO |
121 | 02-243-121-8 | AKHMAD FIRMAN HIDAYAT |
122 | 02-243-122-7 | AKHMAD LUTFI HASBI |
123 | 02-243-123-6 | ALI MASKUR |
124 | 02-243-124-5 | AMIN SYAFRIZAL KUSUMA PUTRA |
125 | 02-243-125-4 | ANGGI RIZKIADI |
126 | 02-243-126-3 | ANGGUN SUKMALIYADI KUNCORO |
127 | 02-243-127-2 | ANJAR KUSTIAWAN |
128 | 02-243-128-9 | ANWAR FAUZI |
129 | 02-243-129-8 | ARIE SOERYONO |
130 | 02-243-130-7 | ARIEF SISWANTO |
131 | 02-243-131-6 | ARIMBATMOJO |
132 | 02-243-132-5 | ARIN SABAYU |
133 | 02-243-133-4 | ARIS WIBOWO |
134 | 02-243-134-3 | ARYONO |
135 | 02-243-135-2 | BAYU PRATAMA |
136 | 02-243-136-9 | BENI KURNIAWAN |
137 | 02-243-137-8 | BILLY ARDI |
138 | 02-243-138-7 | BUDI SUSANTO |
139 | 02-243-139-6 | DIDI SETIADI |
140 | 02-243-140-5 | DIMAS CHANDRA HARTANTO |
141 | 02-243-141-4 | DWI ARI NOFIANTO |
142 | 02-243-142-3 | DWIARSO |
143 | 02-243-143-2 | EDHI PRIASTOTO |
144 | 02-243-144-9 | EKO SUWANDI (tidak lulus) |
145 | 02-243-145-8 | EKO WALUYO |
146 | 02-243-146-7 | EKO YUNIANTO |
147 | 02-243-147-6 | ENGKUS KUSNADI |
148 | 02-243-148-5 | FAJAR NURWOYO |
149 | 02-243-149-4 | FAJAR WAHYUDIN |
150 | 02-243-150-3 | FARA KASATRIA ADITAMA |
151 | 02-243-151-2 | FAUZAN AMRI S |
152 | 02-243-152-9 | FEBRIAN SYAHRULLOH |
153 | 02-243-153-8 | FERI WIRATNO |
154 | 02-243-154-7 | FERY AZI GUNAWAN |
155 | 02-243-155-6 | HARDWIYANTO |
156 | 02-243-156-5 | HEDI HERMAWAN |
157 | 02-243-157-4 | HERI SETIAWAN |
158 | 02-243-158-3 | HERMAWAN |
159 | 02-243-159-2 | HERU WIBOWO |
160 | 02-243-160-9 | HIDAYAT EKO SUSANTO |
161 | 02-243-161-8 | INDRA SETYAWAN |
162 | 02-243-162-7 | JAENAL ABIDIN |
163 | 02-243-163-6 | JAMILUDIN |
164 | 02-243-164-5 | JIMI EKO SAPUTRO |
165 | 02-243-165-4 | JONI ANGGA SAPUTRO |
166 | 02-243-166-3 | JUNEDI |
167 | 02-243-167-2 | KHOERUL MUFID |
168 | 02-243-168-9 | KHUDORI NUR ASIKIN |
169 | 02-243-169-8 | KURNIA FATHULLAH |
170 | 02-243-170-7 | LUQMAN MAULANA |
171 | 02-243-171-6 | MAKI MARULLY |
172 | 02-243-172-5 | MARDADI |
173 | 02-243-173-4 | MEMEN RAHAYU |
174 | 02-243-174-3 | MOCHAMAD ADE FIRMANSYAH |
175 | 02-243-175-2 | MOCHAMAD SEPHRUDIN |
176 | 02-243-176-9 | MOHAMMAD IRFAN ARIS |
177 | 02-243-177-8 | MUCHAMAD KARISNO |
178 | 02-243-178-7 | MUHAMMAD NURUL ANWAR |
179 | 02-243-179-6 | MUSTOLIH |
180 | 02-243-180-5 | NGILMAN |
181 | 02-243-181-4 | NOVI PRIYANTO |
182 | 02-243-182-3 | NURROKHMAN |
183 | 02-243-183-2 | NURCAHYO PRATOMO |
184 | 02-243-184-9 | NUROHMAN |
185 | 02-243-185-8 | PUPUT RUDIARTO |
186 | 02-243-186-7 | RAGIL MUGIARSO |
187 | 02-243-187-6 | RAHMAT BUDIANTO |
188 | 02-243-188-5 | RAJIF ARTOMINO |
189 | 02-243-189-4 | RENDY ENDARYANTO |
190 | 02-243-190-3 | RIANTO |
191 | 02-243-191-2 | RIFQI KHANIF SETIONO |
192 | 02-243-192-9 | RIZAL RAHMAT HERMANTO |
193 | 02-243-193-8 | RIZKY ARDIYANSYAH ZULFIKAR |
194 | 02-243-194-7 | RIZQI SAEFURROHMAN |
195 | 02-243-195-6 | ROHMAT MUHASIN |
196 | 02-243-196-5 | ROKHIMIN |
197 | 02-243-197-4 | SAEFUL LUTFI |
198 | 02-243-198-3 | SANTOSO |
199 | 02-243-199-2 | SAPTO NUR ABIDIN |
200 | 02-243-200-9 | SARLI HANDANI |
201 | 02-243-201-8 | SARWONO |
202 | 02-243-202-7 | SEPTIADI PRANOTO |
203 | 02-243-203-6 | SIAM IMANUDIN |
204 | 02-243-204-5 | SIAMTO |
205 | 02-243-205-4 | SLAMET UDIN |
206 | 02-243-206-3 | SOFYAN ARIYANTO |
207 | 02-243-207-2 | SUPRIANTO |
208 | 02-243-208-9 | SURITNO |
209 | 02-243-209-8 | SYARIF HIDAYAT |
210 | 02-243-210-7 | TEGUH SETIADI |
211 | 02-243-211-6 | TINTUS TRI WIBOWO |
212 | 02-243-212-5 | TITIS WAHYUDI |
213 | 02-243-213-4 | TOMI FEBRI KURNIAWAN |
214 | 02-243-214-3 | TRI UTOMO |
215 | 02-243-215-2 | TRI WASKITO |
216 | 02-243-216-9 | TRIO WARYONO |
217 | 02-243-217-8 | TRISNO PAMBUDI |
218 | 02-243-218-7 | TUGIYONO |
219 | 02-243-219-6 | ULIN UDAN PRIBADI |
220 | 02-243-220-5 | UMAR DUL ROCHMAN |
221 | 02-243-221-4 | VANDY WILLIANTO |
222 | 02-243-222-3 | WAHYU RIADI |
223 | 02-243-223-2 | WAHYU WIRANTO |
224 | 02-243-224-9 | WAWAN SANTOSO |
225 | 02-243-225-8 | WISNU WIDYANARKO |
226 | 02-243-226-7 | YAN EDI PRATIKTA |
227 | 02-243-227-6 | YANUAR ARISDIA IRKA |
228 | 02-243-228-5 | YATIM FEBRIYONO |
229 | 02-243-229-4 | YEKTI PAMUJI |
230 | 02-243-230-3 | YOGI PRAMONO |
231 | 02-243-231-2 | AAN SETYO SAPUTRO |
232 | 02-243-232-9 | ABDUL FATAH SAID |
233 | 02-243-233-8 | ABDUL HAKIM ADE PURNOMO |
234 | 02-243-234-7 | ADI PRAMONO |
235 | 02-243-235-6 | ADI SETYO TAMTOMO |
236 | 02-243-236-5 | ADNAN AZIZI |
237 | 02-243-237-4 | AGUS ABDULAH |
238 | 02-243-238-3 | AGUS MAHARDIKA |
239 | 02-243-239-2 | AGUS TOFIK |
240 | 02-243-240-9 | AHMAD NURHOLIS |
241 | 02-243-241-8 | AJI SETIABUDI |
242 | 02-243-242-7 | ALI SA'BANI |
243 | 02-243-243-6 | AMIN NUROKHMAN |
244 | 02-243-244-5 | ANDI ANDARI |
245 | 02-243-245-4 | ANGGA ADE RUMANTO |
246 | 02-243-246-3 | ANGGIT NOTO SAPUTRO |
247 | 02-243-247-2 | ANJAR PURWANTO |
248 | 02-243-248-9 | ARIF HIDAYAT |
249 | 02-243-249-8 | ARIFIN |
250 | 02-243-250-7 | ATRI WIDJIYOKO |
251 | 02-243-251-6 | AZHAR HARIS SANI |
252 | 02-243-252-5 | BAYU ALFIN FADLI |
253 | 02-243-253-4 | BUDI PURWANTO |
254 | 02-243-254-3 | DADANG SETIAWAN |
255 | 02-243-255-2 | DARMANTO |
256 | 02-243-256-9 | DESTANDIS FIQIH KURNIAWAN |
257 | 02-243-257-8 | DHANI NOPIDHINAH RAMAHI |
258 | 02-243-258-7 | DIDI AFRIANTO |
259 | 02-243-259-6 | DIKY AMRULOH |
260 | 02-243-260-5 | DIMAS MAIKEL |
261 | 02-243-261-4 | DIMAS SARI PUTRA |
262 | 02-243-262-3 | DONY ANJAR PRASETIO |
263 | 02-243-263-2 | DWI KURNIAWAN NUR YULIANTO |
264 | 02-243-264-9 | DWI WAHYUDI |
265 | 02-243-265-8 | EKA MIFTAHUL HUDA |
266 | 02-243-266-7 | EKO MARYANTO |
267 | 02-243-267-6 | EKO NURCAHYONO |
268 | 02-243-268-5 | FAJAR ARROCHMAN |
269 | 02-243-269-4 | FAJAR IRIYANTO |
270 | 02-243-270-3 | FAJAR SIDIK PERMANA |
271 | 02-243-271-2 | FEDAGOGI PRASETYO |
272 | 02-243-272-9 | FIKI WINDIANTO |
273 | 02-243-273-8 | FIKO KALIMANTO ROSLADI |
274 | 02-243-274-7 | GILANG PAMUNGKAS |
275 | 02-243-275-6 | GUNAWAN AFRI AMZAH |
276 | 02-243-276-5 | HENDRI KURNIAWAN |
277 | 02-243-277-4 | HENDRIK SUPRIYONO |
278 | 02-243-278-3 | HERI PURWANTO |
279 | 02-243-279-2 | HERNOMO |
280 | 02-243-280-9 | HIDAYAT UNGGUL PAMUNGKAS |
281 | 02-243-281-8 | ILHAM AL BANA |
282 | 02-243-282-7 | IMAM ABDUL ROSYID |
283 | 02-243-283-6 | INDRA ADITIYA |
284 | 02-243-284-5 | IRFAN |
285 | 02-243-285-4 | IS MUNANDAR |
286 | 02-243-286-3 | IWAN PAMUJI |
287 | 02-243-287-2 | JAE MUSTOFA |
288 | 02-243-288-9 | JATMIKO |
289 | 02-243-289-8 | KHOERUL AMIN |
290 | 02-243-290-7 | KHAMIMUDIN |
291 | 02-243-291-6 | KUTFI DANIATI |
292 | 02-243-292-5 | LIS DIAN HARI AJI |
293 | 02-243-293-4 | LUKMAN AMINUDIN |
294 | 02-243-294-3 | MEI BANGKIT MUBAROH |
295 | 02-243-295-2 | MIFTAH SAEFUDIN |
296 | 02-243-296-9 | MUHAMAD HERMANTO |
297 | 02-243-297-8 | MUHAMMAD NAJIB |
298 | 02-243-298-7 | MUKHAMMAD ITSNA BAHAUDDIEN |
299 | 02-243-299-6 | NIKO BUDI CHANDRA |
300 | 02-243-300-5 | NOFIANTO |
301 | 02-243-301-4 | NOVAL PUJIONO |
302 | 02-243-302-3 | NUR SOCHEH |
303 | 02-243-303-2 | NUR WIDIYANTO |
304 | 02-243-304-9 | NUR YAHYA |
305 | 02-243-305-8 | NURMINTO |
306 | 02-243-306-7 | PARYOTO |
307 | 02-243-307-6 | PERDANA IMAM SUBARKAH |
308 | 02-243-308-5 | PRATIKNO |
309 | 02-243-309-4 | PRIYO ADI SETIYADI |
310 | 02-243-310-3 | PUGAR YULI ARMANTO |
311 | 02-243-311-2 | PUNGKY ADE SAPUTRO |
312 | 02-243-312-9 | PURNOMO |
313 | 02-243-313-8 | RACHMAT SETIYAWAN |
314 | 02-243-314-7 | RAHMAN ALFIANTO |
315 | 02-243-315-6 | RAHMAT WIDODO |
316 | 02-243-316-5 | RIFA EKA SAPUTRA |
317 | 02-243-317-4 | RIFKI FAUZI |
318 | 02-243-318-3 | RIKI SETIAWAN |
319 | 02-243-319-2 | RISZKI FINANDRIANTO |
320 | 02-243-320-9 | RIYA JOKO SUBANDI |
321 | 02-243-321-8 | RIYANTO |
322 | 02-243-322-7 | RIZA IHVAN FAHRI |
323 | 02-243-323-6 | RIZKA ZULFIKAR |
324 | 02-243-324-5 | ROFI EKA DESTYAN |
325 | 02-243-325-4 | ROHIM |
326 | 02-243-326-3 | RONAL EGESTIONO |
327 | 02-243-327-2 | SAIFUL |
328 | 02-243-328-9 | SALEH HERIAWAN |
329 | 02-243-329-8 | SANY ARDIAS WIDYANDRI |
330 | 02-243-330-7 | SASMITO WAHYU MANDOKO |
331 | 02-243-331-6 | SEKHUN TIYANTO |
332 | 02-243-332-5 | SIGIT SETYAWAN |
333 | 02-243-333-4 | SINDY MEITRIYANTO |
334 | 02-243-334-3 | SISKA SETIAWAN |
335 | 02-243-335-2 | SLAMET SAEFUDIN |
336 | 02-243-336-9 | SUDAR WAHID |
337 | 02-243-337-8 | SUGENG ROMADHON |
338 | 02-243-338-7 | SUNARDI |
339 | 02-243-339-6 | SUPRAYOGI |
340 | 02-243-340-5 | SUPRIANTO |
341 | 02-243-341-4 | SURIAT AZAS PRABOWO |
342 | 02-243-342-3 | SUSANTO |
343 | 02-243-343-2 | SYAMSUL ARIFIN |
344 | 02-243-344-9 | SYEPUDIN |
345 | 02-243-345-8 | TAUFIK HIDAYAT |
346 | 02-243-346-7 | TOFIK HIDAYAT |
347 | 02-243-347-6 | TONI SAPUTRO |
348 | 02-243-348-5 | TONO SAPUTRA |
349 | 02-243-349-4 | TRI FEBRINA KURNIAWAN |
350 | 02-243-350-3 | TULUS FIRMANSYAH ADE NUGROHO |
351 | 02-243-351-2 | ULIS STIONO |
352 | 02-243-352-9 | WIDIATMOKO |
353 | 02-243-353-8 | YNGWIE VALDERRAMA AT TAKWA |
354 | 02-243-354-7 | YOGA FAJAR ASIDIQ |
355 | 02-243-355-6 | YOGI APRIYANTO |
356 | 02-243-356-5 | YUGO WICAKSONO |
357 | 02-243-357-4 | YUSUF PAMBUDI |
358 | 02-243-358-3 | PRIYANTO |
359 | 02-243-359-2 | FERY SEMBODO |
360 | 02-243-360-9 | SUSANTO |
Langganan:
Postingan (Atom)